Papa Wonwoo menyeruput kopinya sambil memperlihatkan selembaran Hotel yang akan disewa untuk pernikahan Sana dan Wonwoo.
"Saran mama sama Papa juga keluarganya Sana tuh di Hotel ini aja kalian nikahnya biayanya aman terus Deket sama Apartemen kalian juga udah deh gampang ini mah.. tinggal urus baju sama undangan" Jelas Papa Wonwoo.
Wonwoo menatap Sana meminta persetujuan. Sementara Sana menggaruk kepalanya bingung.
"Saya ikut aja sih om eh pa.. hehe.. Sana soalnya percaya pilihannya udah bagus" jawab Sana.
"Yah Wonwoo juga pa.. udah bagus kok disitu aja.." Wonwoo ikut setuju.
"Okei kalian rencananya dinikahkan bulan depan ya dan tanggal 17 siap?" Tanya Mama Wonwoo semangat.
Sana dan Wonwoo saling bertatapan, tetapi Wonwoo langsung meng iyakan karena paham Sana masih sedikit kaku.
"Sana kira kira mau undang berapa teman?" Tiba-tiba Mama Wonwoo bertanya kepada Sana.
"Eh.. Sana cuman punya tiga teman Tante.. Sana selama ini Homeschooling.. jadi temannya sedikit"
Jawaban Sana cukup membuat Wonwoo kaget. Pantas saja.. dia kurang pergaulan toh
"Berarti emang jangan banyak banyak undangnya nanti.. udah kali ya gak usah besar besar juga acaranya.." Papa Wonwoo tiba-tiba bicara.
"Pa.."
Semua menoleh ke arah Wonwoo yang akhirnya berbicara. "Boleh undang mingyu..?"
Kata-kata izin Wonwoo sukses membuat seisi Rumah hening. Sana mendadak menunduk sementara papa dan mama Wonwoo.
Sana menatap Wonwoo sedikit kesal karena Wonwoo ternyata masih belum bisa melupakan mantannya. Memang tidak bisa secepat itu tapi entah kenapa Sana mulai merasa kesal.
"Lihat nanti ya" Jawab Mama Wonwoo. Lalu setelah itu semua pun bubar. Mama Wonwoo ke Dapur, Papa Wonwoo pun pergi menuju Kamar.
Suasana cukup menjadi canggung setelah Wonwoo mengucapkan kata kata tadi. Sementara itu Sana langsung berdiri dan membereskan piring-piring yang ada di atas meja supaya ia bisa membiarkan Wonwoo sendiri.
"Udah Selesai?" Tanya Wonwoo Tiba-tiba tanya Sana.
Sana yang belum sempat mencuci piring menatap Wonwoo bingung dengan tatapan biasanya.
"Pulang aja, gapapa nanti piring piring kotor di bersiin bibi, ayo!" Ajak Wonwoo sambil berdiri dan merapikan celananya yang kedodoran.
Sana hanya mengangguk dingin lalu mengikuti Wonwoo dari belakang menuju Mobil.
"Ma! Pa! Kami pulang ya!" Pamit Wonwoo.
⏳
Sudah 30 menit mereka didalam Mobil dengan kemacetan yang luar biasa, dan sudah 30 menit juga mereka tidak saling bicara.
Ada yang tidak beres... Ada yang salah?
Wonwoo sedikit sedikit melirik Sana yang tidak secerewet biasanya. Terlihat Sana sedang menatap keluar jendela tanpa melihat Wonwoo sedikit pun."Sana..?" Wonwoo mulai memanggil Sana pelan pelan.
Sana tidak menjawab, ia hanya menolehkan kepalanya kepada Wonwoo dan menjawab nya dengan mimik muka bingung nya.
Wonwoo benci situasi begini, untunglah Wonwoo bukan orang gengsian ataupun tipe lari dari masalah, jadi ia tak akan segan bertanya apapun kepada Sana.
"Ini perasaan ku doang atau kayanya kamu gak cerewet? Ada masalah kah?" Tanya Wonwoo walau masih sedikit blak blakan.
Sana kembali melihat kearah luar jendela masih tanpa menjawab apapun.
Apasih ni cewek?
"San! Kalau gue salah Lo bilang aja! Gue bakal minta maaf! Jangan kaya ngediemin gini! Gue gak suka di diemin!" Tatap Wonwoo.
Sana kembali menoleh kepada Wonwoo lalu menatap mata Wonwoo. "Sana cemburu Mas! Puas?"
Ow.. jawaban yang cukup membuat hening kembali isi Mobil, Wonwoo sendiri tidak bisa berkata kata mendengarnya.
"Sana cemburu mas masih bahas Mantan mas itu.. Sana juga punya hati mas.." Kata Sana sambil sedikit terisak.
"Kamu.. menyukaiku?" Tanya Wonwoo.
"Hah? Oh.. maaf mas mungkin harusnya janji kita adalah tidak saling jatuh cinta tapi mas Wonwoo sukses buat Sana jatuh cinta.. maaf bikin Mas gak nyaman.. lupain aj-"
Sana mendadak terdiam, kecupan dari bibir pria disebelahnya mendarat di pipinya. Itu membuat Sana speechless dan langsung menatap Wonwoo kaget.
"Aku juga sayang sama kamu San.. kamu inget waktu Aku jemput kamu pas Les masak? Aku cemburu karena kamu Deket sama cowok lain selain Aku" Senyum Wonwoo.
Sana menatap Wonwoo tidak percaya. Apakah ini mimpi? Bukan.. ini bukan mimpi.. bahkan suasana macet saja masih terasa jelas.
"Agak memalukan Aku mengakuinya sekarang apalagi Aku dari awal bilang sudah membencimu dan berbagai macam cacian ku berikan juga padamu. Tapi kamu juga sukses membuatku menyukai seorang Perempuan kembali San.." Wonwoo memajukan Mobilnya karena mobil-mobil lain sudah maju.
"Jadi.. mas Wonwoo... Sudah menerima Sana?" Tanya Sana tak percaya.
Wonwoo tersenyum, ia mengambil tangan Sana dan menggenggamnya lalu menatap Sana. "Jadi teman hidup Aku ya? Minatozaki Sana?"
Muka Sana sukses dibuat merah oleh Wonwoo. Sana membalasnya dengan Senyuman manisnya. "Iya mas Wonwoo.."
Wonwoo Tersenyum. "Ah kita belum punya cincin tunangan ya? Ini aja deh pake! Biar orang orang tau Minatozaki Sana udah ada yang punya" Wonwoo memakaikan Gantungan kunci kepada jari manis Sana.
"Apasih Mas.. masa beginiii?" Sana cemberut.
"Haha bercanda sayang.. besok kita beli ya?" Ajak Wonwoo.
Sana mengangguk.
"Mas.. mas kenapa pengen undang Mingyu ke Pernikahan?" Tanya Sana penasaran.
Wonwoo mendengar nya terdiam tidak langsung menjawab.
Bersambung..
HAHAHA ANNYEOHASEYO! GRISH DISINI! MAAF NI BOOK APDETNYA SEABAD SEKALI! HSHSHSHSHSHSH btw btw Grish juga ada Book #woona baru! Nih
Klik profile ku aja ya buat liat bukunya! Jangan lupa dimasukin ke favorit! Papay!:3
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu
Fanfiction"Butuh Waktu untuk Melupakan, dan butuh waktu untuk menerima"-Minatozaki Sana Slow Update