PART 03

123 31 9
                                        

     Langit langit dirumah itu menjulang tinggi dihiasi dengan lampu Kristal. Di dinding ruang tamu terdapat lukisan estetik. Disetiap pojok terdapat vas bunga, aura keindahan diruangan itu membuat vannia dan chani terpukau. Apalagi ditambah dinginnya AC merekan akan merasa betah.

   Malam itu, risqi duduk santai disofa mengisi malamnya dengan menonton tv .tentu beda dengan Kebiasaan adiknya sebelum tidur, ia mengisi waktunya dengan belajar. Namun, kali ini ada hal yang berbeda bagi zayyan karena ada vannia yang akan mendampingi ia belajar.

  "zayyan, ibunya dimana?" Tanya vannia disaat zayyan tengah sibuk belajar.

  "gak ada" jawabnya dengan sedikit rasa resah.

  "ibunya meninggal saat melahirkan zayyan dan ayahnya juga meninggal akibat tragedi kecelakaan" celetuk Risqi
Kebetulan ia mendengar pertanyaan vannia karena meja belajarnya satu ruangan dengan sofa yang di tempati risqi.

  "di dunia ini ternyata banyak orang orang yang lebih down. Tapi mereka masih bisa tersenyum dan tertawa lepas menikmati kekurangan diri mereka, lantas kenapa? Gue yang sudah hidup berkecukupan seperti ini masih belum bisa bertawakal pada keadaan. Ternyata diluar sana masih banyak orang yang kehilangan segalanya bahkan lebih dari itu" ucap vannia dalam benaknya.

***

  Di hari minggu. Risqi, vannia, dan juga zayyan pergi ke pasar membeli kebutuhan sehari hari mereka.

  Saat usai membeli kebutuhan yang mereka kenginkan. Pulangnya, ada abang abang es krim. Bunyinya yang lucu dan menyenangkan tentu menjadi ciri khas penjual es krim untuk mempromosikan dagangannya. Zayyan tertarik untuk membelinya. Termasuk juga vannia yang suka makanan yang terbuat dari coklat ia pun menghampirinya. Risqi tidak suka dengan sifat kekanak-kanakan mereka berdua. Dia tidak peduli dengan tingkah laku adiknya yang konyol.

  "emmm enak" kata zayyan yang gembira kegirangan saat menikmati es krim.

  Keningnya mengerut ketika Risqi meletakkan dua barang di tangannya. ia menunggu mereka di bawah naungan pohon cemara yang berada di pinggir jalan. Ia sangat betek terhadap kelakuan mereka berdua. Apalagi vannia yang sifatnya seperti anak kecil.

  Vannia segera bergegas menghampiri risqi yang sedang menunggu karena ia paham dengan sifat yang Rizqi miliki.

  "udah, ayo' kita pulang" ajak vannia.

     Risqi pun mengubah posisi duduknya menjadi berdiri. Melihat vannia yang comot makan es krim. Ia sangat gemes padanya. Lava es krim yang lewat melebihi bibir vannia. Tanpa pikir panjang. Risqi mengambil kain kecil di sakunya dan mengusap dengan tangnnya sendiri pada lava itu. Ketika itulah dunia menjadi hening. Hanya bola mata yang bisa bergerak. Hitungan detik. Lava es krim mulai mencair ulah matahari yang terik mempaparnya.

  "cieeeeee" ucap zayyan.

     sepertinya zayyan memperhatikannya sejak dari tadi. Mereka menyadari dengan alur romantisnya hingga dunia menjadi stabil kembali.

  "apaan sih"

  "sini gue bawa belanjaanya" lanjut vannia dengan suara tegas. Ia mengambil belanjaan di tangan rizqi. Seolah olah ia bereaksi tidak terjadi apa apa.

***

  Chani yang di tinggal sendirian dirumah risqi. Mebuat ia sedikit bosan. oleh karena itu, ia mengisi waktu kosongnya dengan membersihkan setiap ruangan. Sepertinya chani sejak dari tadi menunggu vannia dari pasar. Tidak lama dari itu, ketokan pintu terjadi beberapa kali di pintu utama membuat pandangannya sedikit teralihkan.

  Tok...tok...took.

  Bola mata chani memutar malas. Ia mengira itu mungkin vannia yang baru saja datang dari pasar "siapa sih?" ia langsung menuju pintu utama dan membukanya.

Lembayung Senja [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang