PART 20

23 4 0
                                    

Malam sudah mulai larut. Risqi, Vannia dan juga Mirna baru sampai dirumahnya. Kali ini Risqi merasakan sakit di badannya karena hantaman juragan Dewangga.

"Sekarang Lo pulang aja! Zayyan pasti nungguin Lo" pinta Vannia.

"Nginep disini aja den..udah malem, ntar bahaya diperjalanan" pinta Mirna.

Risqi bingung memilih yang mana? Dengan kondisi badannya yang seperti ini ia tidak memungkinkan bisa untuk menyetir. Apalagi sudah larut malam.

"Gimana ya"

"Udah, nginep disini aja!...obatin dulu lukanya ya!"

"Iya Bu"

"Vannia obatin ya!" Perintah ibunya.

"Tapi Risqi harus pulang bu'"

"Diam. Risqi?, ibu tinggal dulu ya.. cepetan ambil obatnya"

"Iya bu"

"......................"

"Tunggu disini " perintah Vannia.

Risqi pun duduk di kursi tamu luar. Sembari menunggu Vannia mengambilkan obat-obatan. Risqi merasakan perih di dahinya akibat pukulan juragan tadi. Mungkin waktu itu, juragan Dewangga menggunakan cincin dengan gaya berbagai banyak ukiran sehingga menyebabkan dahi Risqi terluka.

"Sini! Gue lihat dahinya"

Risqi nurut perintah Vannia.

"Tahan ya! Obat ini perih" dengan perlahan Vannia mengoleskan obat itu.

"Ah..perih banget anjirrr"

"Makanya tahan!"

"Udah, udah"

"Diam! Belum terkena semua"

"Cukup!" volume tinggi.

Bentakannya membuat keduanya saling bertatapan dengan jarak beberapa cm satu sama lain. Hening. Keduanya masih saling tatap, semakin lama semakin dalam dan memulai pergerakan satu sama lain. Vannia meletakkan obat tadi pada tempatnya, tidak jadi yang akan ia lakukan. Sampai akhirnya Risqi maju selangkah, meminimalkan jarak diantara mereka. Saat semakin dekat dan mengarahkan tatapannya hanya tertuju pada kedua bola mata indah Vannia. Memandang dengan penuh cinta dan rasa memuja yang tidak ada habisnya hingga akhirnya Vannia menutup matanya.
Merasa inilah waktu yang tepat akhirnya dengan pelan dan selembut mungkin Risqi mengecup bibir merah Vannia sekilas, mencoba mencari tahu rasanya. Seulas senyum tipis tersungging di bibir Risqi, dengan halus ia melumat bibir perempuan di hadapannya. Begitu dia merasa perempuan didepannya tidak memberikan tanda-tanda penolakan, dengan perlahan ia menggigit bibir Vannia memancingnya agar membuka mulutnya. Dan benar saja, perlahan bibir perempuan itu mulai terbuka dan dengan lembut Risqi menelusupkan lidahnya kedalam bibir manis itu, mengeksplor dan menyesap rasanya sebanyak mungkin. Perempuan itu tampak pasrah saja. Setelah merasa begitu lama, Risqi melepaskan ciumannya.

"Gue gak mau kehilangan Lo. Apalagi ketika Lo diganggu orang lain, gue cemburu"

"Kenapa Lo harus cemburu?"

Lembayung Senja [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang