PART 13

42 15 4
                                    

     "Vannia!"

     "Ada apa?"

     Mereka berdua terdiam sejenak.

     "Van, gue pengen ngomong sesuatu?"

     "Iya?"

     "Gue kangen.............."

     "Sejauh mana?"

     "Mmmmm.........entah?"

     "Sejak kapan?"

     "Dari awal"

     "Kapan?"

     "Udah lama, gue gak tau bisa seperti ini"

     "Gimana rasanya?"

     "Lelah"

     "Kenapa?"

     "Nyeri"

     "Terus..... gimana sekarang pendamping Lo?"

     "Siapa? Gue gak punya"

     "Waktu itu siapa?"

     "Oouwh"

     "?"

     "Hanya orang yang terpaksa masuk ke dalam hidup gue"

     "Maksud Lo?"

     Risqi menghirup napas dalam-dalam lalu kemudian menghembuskannya perlahan lahan.

     "Sebenarnya bokap gue udah lama mempunyai hubungan pertemanan dengan bokap Vellyn dan bokapnyalah yang membantu perusahaan Bokap gue dari kebangkrutan hingga jaya kembali seperti sekarang ini...sebab hal itu, gue dijodohin sama Vellyn oleh bokapnya"

     Hal itu tidak sengaja disaksikan oleh Vellyn ketika ia berkeliling ingin mencari angin. Tanpa sengaja Vellyn mendengar perbincangan mereka.

     Rasanya memunculkan berbagai macam emosi negatif. Ada rasa bingung, marah, sedih. Semuanya berkumpul jadi satu. Vellyn merasa setidaknya ia sudah bisa lebih tahu dan menyadari mana orang yang bisa ia percaya dan mana yang tidak. Tapi ia menolak semua emosi itu, bisa jadi emosi itu semakin mengungkungnya.

     Ia tidak ingin berlama-lama melihat hal itu. Rasanya sakit sekali, melangkah pergi menjauhi hal tenungan.

     Perih

     Nyeri

     Hal itu yang dirasakan oleh Vellyn.
     Ia hanya bisa termenung dibawah cahaya bulan. Ia ingin sekali menenangkan dirinya dengan cara menikmati cahaya rembulan. Meski ia berada ia berada ditepi jalan raya yang didapati banyak kendaraan melintas, pandangannya tetap terfokuskan pada cahaya rembulan itu. Setiap cahaya lampu kendaraan, Vellyn merasa selalu terpancing untuk melangkah ketengah jalan. Menurutnya, hari ini Tuhan tidak memberikan keadilan. Saat melewati beberapa langkah, truk box melaju dengan cepat kearahnya. Meski klakson dibunyikan berkali-kali. Hal itu hanya diabaikan oleh Vellyn.

     "Awass!!!!"

    Tanpa sengaja hal itu ternyata dilihat oleh Evander. Panik sekali. Evander pun dengan sigap langsung menyelamatkan Vellyn dengan mendorong ketepi jalan bersamaan dengan tubuh dirinya. Untung mereka berdua baik baik saja tanpa goresan luka_hanya saja Vellyn merasa siku sikunya memar sekali. Pada saat itu juga mereka langsung mengubah posisinya menjadi berdiri. Disaat Evander hendak ingin melihat tangan Vellyn, menurutnya takut terdapat goresan luka. Jangan berpikir aneh aneh ya!!!, cuma peka aja kok. Dengan tegas, Vellyn melepaskan tangan Evander dan menangis begitu saja.

     "Lo ngapain kesini?" Bentak Vellyn.

     "Gue cuma nyelamatin Lo"

     "Sebenarnya Lo kenapa?" Lanjutnya.

Lembayung Senja [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang