Sesuai dengan janji, Yumi pulang bersama Megumi. Yumi memiliki sepeda, tapi kali ini kendaraannya itu hanya digiring seraya berjalan kaki di sebelah Megumi.
Mengapa Yumi memintanya sepulang sekolah? Tentu saja karena status Megumi. Gadis itu tidak hanya dari keluarga terpandang, tapi juga populer di sekolah karena kecantikan dan kepintarannya.
Apalagi setelah kejadian kemarin, Ibara—salah satu siswi terdekat Megumi, memakinya dengan kalimat yang tidak enak didengar. Tidak aneh lagi kalau dua teman dekat Megumi menganggapnya pengganggu.
Sebenarnya Yumi tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain. Hanya saja ia ingin menghindari masalah. Selain itu juga Megumi hanya bicara padanya mengenai idola--mimpi gadis itu yang dianggap remeh oleh orang-orang sekitarnya. Karena itu, lebih baik mereka bicara berdua sepulang sekolah, saat tidak ada yang akan mengilah percakapan mereka.
"Andai kamu tahu, di rumah aku tidak hanya diam-diam latihan bernyanyi dan menari, aku membuat kostum yang sangat mirip dengan salah satu grup idola perempuan yang tengah tenar!"
Yumi cukup terkejut dengan pernyataan tersebut. "Benarkah? Aku tidak bisa membayangkan kamu mengenakan baju berenda dan rok di atas lutut, ah, kecuali seragam pelayan bunkasai lalu."
Megumi tertawa kecil. Pipinya cukup memerah mengingat pertama kali mengenakan pakaian dengan rok mengembang, tapi seragam pelayan bunkasai lalu panjangnya sampai di bawah lutut, masih aman dan tidak akan kena tegur guru di sekolah. Jujur saja ia ingin sekali mencobakan rok di atas lutut seperti yang dikenakan para idola di televisi atau pun siswi-siswi di kota besar. Meski tidak terkabulkan, diam-diam ia mengenakan mini skirt jahitannya sendiri di kamar tanpa diketahui oleh anggota keluarganya sendiri. Memakainya di kamar saja membuatnya malu, apalagi jika dipakai di luar?
"Mau bagaimana lagi? Aku harus terbiasa!" ujarnya seakan tengah meyakinkan diri bahwa jalan yang akan ditempuhnya di masa depan sesuai dengan impiannya.
"Rok sekolah kita juga di bawah lutut, ya? Ada siswi yang memendekkannya sesenti saja sudah kena tegur." Yumi memperhatikan rok yang dikenakannya sendiri, lalu membandingkan dengan rok yang dipakai Megumi. "Oh, tidak, rokku sepertinya sudah mulai pendek. Naik kelas terpaksa tambah bahan."
"Tidak beli baru?" heran Megumi.
Yumi menggeleng. "Tanggung." Lagipula ia tengah berhemat, tidak mau membuang uang karena hal sepele. Tangan kanannya menggenggam tas, karena itu tangan kiri yang memegang pinggang. "Cari bahan yang warnanya sama, lalu tambal di bagian pinggang. Untung saja bagian bawah seragam meutupi atasan rok." Gadis itu terkekeh atas ide hemat nan cerdas tersebut.
Megumi hanya tersenyum, berusaha menyimpan simpati akan situasi ekonomi sahabat barunya. Hampir saja bibirnya berkata "biar kubelikan rok baru untukmu". Akan tetapi itu tindakan egois yang bisa menyakiti perasaan Yumi.
"Lalu, ya," untuk menghindari rasa iba, Megumi melanjutkan kembali percakapannya, "aku juga berusaha mengikuti pose para model di majalah. Bagaimana, ya, penyebutannya? Image simulation?" bergumam tidak yakin dengan istilah bahasa asing yang barusan diucapkannya.
"Ya ampun. Kamu itu benar-benar niat jadi idola, ya?" Yumi terkekeh geli.
Dari luar Shiraishi Megumi sosok yang pendiam, tidak terlalu ekspresif tapi senyumannya sangat menawan. Dan selama ini ia juga tidak pernah melihat Megumi melakukan swafoto, kebanyakan teman-teman di sekolah yang mengajaknya berfoto. Pose yang diberikan gadis itu juga hanya dua jari membentuk V, tidak lebih.
"Tentu saja! Jika sudah niat, harus dilakukan semaksimal mungkin!" Megumi menutup mulut karena tidak sengaja meninggikan suara. Ia sudah diajarkan sejak kecil untuk tetap menjaga suara agar tidak terdengar arogan atau pun terlalu lemah seperti wanita gampangan. Namun karena tengah bersemangat membicarakan impian, ia jadi lupa diri. Kemudian ia terkekeh kaku. "Apa... aku terdengar kekanakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Idol Twin Story [END]
Ficção AdolescenteVersi terbaru dari "futago dakara (because we're twins)". Diunggah juga di GWP dengan judul yang sama. =========== "Bagaimana kalau kita bikin grup idola?" Hasegawa Yumi hanyalah anak panti yang berharap setelah lulus sekolah langsung bekerja demi m...