24. Sampai Jumpa

10 1 0
                                    

Setelah rumor yang menimpa salah satu anggota STARLET, Yumi pikir Kazuma akan berhenti menemuinya. Tepat jam sebelas Yumi keluar dari pintu belakang Toko Towaa, Kazuma berdiri memunggungi dinding, berhadapan langsung dengan pintu belakang itu. Seperti biasa, ia mengenakan topi dan masker untuk menutupi identitas, serta pakaian yang tak pernah dikenakan saat syuting—jaket boomber dan bawahan jeans ketat.

Kedatangannya bisa dianggap ‘sering’ hingga rekan kerja Yumi menganggap gadis itu sudah punya pacar. Tentu saja Yumi tak pernah memperkenalkan pemuda itu demi menjaga identitas Kazuma. Seperti biasa, begitu keluar toko Yumi langsung mendorong sepeda menjauhi keramaian, dengan begitu Kazuma turut mempercepat langkah menyusulnya.

Setelah merasa suasana di jalan yang mereka lalui aman, barulah Yumi angkat suara. “Tak apa?”

“Apanya?” jawab Kazuma cepat.

“Ke sini, padahal rumor itu baru kemarin.”

“Ah, itu....” Kazuma terdiam, tidak memberikan jawaban.

Yumi menghentikan langkah. Kazuma juga berhenti selangkah di depan Yumi, menatap gadis itu kebingungan. Yumi menatap lekat dua bola mata pemuda di hadapannya. “Sebaiknya jangan lagi ke sini.”

Mulut Kazuma terbuka kecil. Kelopak matanya turun sedikit. “Kamu khawatir tersorot media?”

“Media tak akan menyorotku. Aku hanya gadis biasa. Tak ada yang menarik dari kehidupanku dijadikan bahan berita. Tapi Anda?”

Bibir Kazuma tersenyum tipis. “Kebaikan hatimu itu yang aku suka.”

Pipi Yumi bersemu, tapi ia segera mengalihkan pandangan. Tangan menggenggam erat setang sepeda. “Aku... tak mengerti, kenapa Anda memberikan perhatian lebih padaku. Namun, aku tak bisa bohong, aku merasa senang bicara dengan Anda.” Gadis itu terdiam sesaat. Tak ada respon dari Kazuma, Yumi melanjutkan kalimat. “Gadis yang dirumorkan dengan Shuya... dia sahabatku.”

Kedua mata Kazuma terbelalak. Ia hanya melihat sekilas foto yang dirumorkan itu, tidak mencari informasi lain yang padahal telah menyebut-nyebut sebuah nama. Kazuma ingat dengan jelas dua nama teman sekamar Yumi, dan salah satunya memiliki nama yang sama dengan nama gadis yang dirumorkan.

“Selama ini aku menyembunyikan tentang pertemuan kita pada dua sahabatku. Rasanya tidak nyaman. Ditambah dengan rumor kali ini. Aku... hanya ingin mencari jalan aman.”

Tidak mungkin Kazuma tidak mengerti dengan ucapan serta kekhawatiran Yumi. Gadis itu benar, dan dia sudah memprediksi percakapan tak mengenakkan ini akan terjadi. Ia sendiri juga meluangkan waktu menemui Yumi untuk membahas rumor yang beredar. Namun tak menyangkan gadis itu yang terlebih dahulu mengungkitnya. Rasanya ada kekecewaan tersendiri dalam hati Kazuma.

“Kamu ingin aku tak lagi menemuimu padahal kamu sendiri belum menjawab permintaanku.”

Yumi tertegun dengan balasan Kazuma. Hatinya terasa diremas pelan-pelan, tapi terasa sangat tajam. Gadis itu menegakkan sepeda dengan standar, mundur selangkah di hadapan Kazuma, dan menundukkan kepala sedalam-dalamnya. “Sungguh, mohon maaf.”

“Seandainya tak ada rumor ini, apa kamu akan tetap menolakku?”

Masih dalam posisi menundukkan badan, Yumi bergumam ‘iya’.

Kecewa. Dua kali lipat. Kazuma hanya bisa meringis dalam hati.

“Andai... aku orang biasa, apa kamu mau menerimaku?”

Yumi menaikkan badan, tapi tidak dengan pandangannya.

Tatapan ragu dari gadis itu semakin menyesakkan dada Kazuma.

“Aku... memiliki impian. Datang ke ibukota demi menggapai hal tersebut bersama keduanya. Dalam kepalaku penuh akan harapan tersebut. Andai saja Anda bukanlah seorang idola, aku... tetap belum siap menerima perasaan orang lain.”

The Idol Twin Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang