Bisa dianggap Yumi menekan kontrak dengan Megumi sebagai teman satu grup idola di masa depan secara lisan. Semenjak kesediaan Yumi terhadap tawaran tersebut, mereka terlihat lebih dekat dari biasanya. Bahkan Megumi lebih memilih makan siang bersama Yumi tanpa sengaja menjaga jarak dengan dua teman akrabnya selama dua tahun ini.
"Hasegawa-san, maukah kamu datang ke rumahku saat hari libur?" Megumi meminta Yumi main ke rumahnya sekaligus memperlihatkan semua koleksi album CD Venus serta STARLET yang dimilikinya. Selain itu harapan Megumi tidak lain ingin latihan koreografi bersama Yumi.
"Aduh, rasanya segan masuk ke rumah keluarga Shiraishi yang terhormat." Yumi mengungkapkan pendapatnya tanpa basa-basi. Meski begitu ia menerima permintaan Megumi dan mencari hari yang tepat agar dapat meminta izin libur dari kerja paruh waktunya. Dengan begitu ia bisa tenang bertandang ke rumah teman.
Sesuai janji, libur di musim dingin Yumi mengambil cuti libur sehari dari kerja paruh waktunya. Tidak seharian, hanya jadwal pagi di konbini, karena sorenya ia harus bekerja di sebuah restoran keluarga. Yumi sengaja menambah jadwal kerja setiap libur sekolah, bisa dianggap seharian penuh menghabiskan waktu menghasilkan uang di saat anak-anak lain malah bersantai karena tidak ada yang namanya belajar.
Megumi berharap Yumi ke rumahnya karena saat libur Nona Besar itu sangat sulit meminta izin pergi keluar rumah pada orang tuanya. Jika pun harus, setidaknya ada satu pengawal yang akan menemani. Megumi tidak mau siapa pun dari pihak keluarga tahu ia tengah berusaha menggapai impian menjadi idola dengan latihan menari dan bernyanyi. Tidak bisa latihan di luar, itu berarti hanya kamarnyalah tempat teraman menyimpan impian tersebut. Itulah alasan mengapa Yumi kini telah berdiri di depan pintu besar keluarga Shiraishi.
Yumi termangu menatap betapa tingginya gerbang rumah Megumi. Dinding yang membatasi halaman rumah dengan area luar saja sekitar tiga meter. Pintu gerbang yang menjadi akses keluar-masuk lebih tinggi dari itu, berbahan kayu dan beratap hingga suasananya tampak teduh. Papan nama keluarga Shiraishi terukir jelas di dinding bagian kanan, yang mana di bawahnya ada interkom dan kotak surat.
Tubuhnya agak menggigil. Bukan hanya karena suhu udara di bawah sepuluh derajat selsius--di mana-mana mata memandang telah memutih karena salju, tetapi juga karena canggung. Ia sudah tiba, tidak mungkin kembali dengan alasan takut masuk ke teritorial Shiraishi yang disegani banyak orang. Megumi telah menunggunya di dalam, itulah yang membuatnya memberanikan diri menekan tombol interkom. Tidak berapa lama terdengar suara agak berisik dari pelantanya.
[Siapa?]
"Pe-permisi.... Saya Hasegawa Yumi. Teman sekelas Shiraishi-san. Saya sudah membuat janji berkunjung padanya," ujar Yumi terlanjur bersuara gagap.
[Nona sudah memberi tahu. Mohon tunggu sebentar, gerbang akan segera dibuka.]
Yumi semakin menggigil. Ia mengutuk musim dingin yang selalu menertawakannya tidak bisa membeli baju hangat lebih banyak untuk mengalahkan temperatur alam. Kedua tangan memeluk diri sembari mengusap lengan cepat-cepat, meski hasilnya tidak begitu terasa. Untung saja gerbang cepat terbuka dari dalam. Ia menghentikan sikap menggigil, berusaha setenang mungkin dalam dekapan musim dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Idol Twin Story [END]
Fiksi RemajaVersi terbaru dari "futago dakara (because we're twins)". Diunggah juga di GWP dengan judul yang sama. =========== "Bagaimana kalau kita bikin grup idola?" Hasegawa Yumi hanyalah anak panti yang berharap setelah lulus sekolah langsung bekerja demi m...