"I LOVE YOU."
- Haikal Mahendra.
Seperti biasa setiap pulang sekolah Haikal akan mengantar Ella pulang. Seperti sekarang contohnya, mereka sedang berada di depan rumah gadis itu dengan Haikal yang tengah membantu melepaskan helm gadisnya. Udahlah, jadi ratu kecil Haikal itu bakalan selalu di manja. Haikal tidak akan membiarkan ratu kecilnya kesulitan sedikitpun.
Haikal sedikit menyerngit menatap wajah gadis di depannya yang terlihat murung, "kok mukanya cemberut gitu kenapa, hmm?"
Ella mendongak menatap Haikal yang lebih tinggi darinya, kepalanya sedikit menggeleng pelan. "Ella ada PR matematika dari Bu Sukma kak, susah banget Ella nggak bisa."
Satu alis Haikal sedikit terangkat, "bukannya biasanya kamu minta ajarin Moana ya, dan Moana di ajarin sama Sarga."
Ella mengangguk cepat, "iya kak, tapi masalahnya sekarang Moana lagi nggak mau ketemu kak Sarga. Gara - gara first kiss, emang first kiss itu apa sih, kak?"
Haikal yang di tanya seperti itu pun gelagapan sendiri, dia menggaruk belakang kepalanya bingung. Tidak, tidak, pembahasan ini terlalu dewasa untuk ratu kecilnya. Dia harus berusaha mengalihkan topik pembicaraan ini, jangan sampai otak polos ratu kecilnya tercemar nanti.
"Eemm, udah nggak usah bahas itu ya, nggak penting. Emm gini deh, nanti biar aku aja yang bantuin PR kamu, gimana?"
"Emang kak Haikal bisa?" Ella menatap Haikal sedikit ragu. Masalahnya Haikal kan sering kali di hukum oleh Bu Sukma karena tidak mengerjakan PR nya. Lantas sekarang dia ingin membantunya untuk mengerjakan PR nya, memang bisa ya?
Haikal menyatukan jari telunjuk dan jari jempolnya membentuk gerakan menyentil menganggap remeh PR matematika Ella seakan dia adalah pakar dalam bidang hitung menghitung, "bisa dong, gampang itu mah."
Gadis itu tersenyum lega dengan polosnya dia mengangguk yakin, "yaudah deh kalau gitu sekarang aja ngerjainnya kak. Ella ganti baju dulu, kak Haikal tunggu sini ya. Kita ngerjainnya di apartemen kak Haikal aja, Ella kangen nasi goreng buatan kak Haikal, hehehe."
Tanpa menunggu persetujuan dari Haikal, Ella dengan cepat berlari memasuki rumahnya. Meninggalkan Haikal yang terkekeh melihat tingkah lucu gadisnya. Hingga tak terasa darah menetes dari hidungnya. Dia buru - buru menghapusnya mengunakan sapu tangan yang ada di saku seragamnya, sebelum Ella melihatnya.
***
Pasangan bucin itu sudah berada di apartemen, lebih tepatnya sekarang mereka tengah berjalan hendak memasuki lift. Ella masuk kedalam lift diikuti Haikal di belakangnya. Di dalam lift sana sudah ada dua gadis yang bersandar di sisi kanan dinding, sedangkan Ella dan Haikal berada di sisi kiri.
Haikal menekan lantai di mana unit apartemen nya berada. Kemudian lelaki itu mundur ke paling belakang, bersandar di pojok lift dengan Ella yang berada di depannya. Diam- diam lelaki itu memijat pangkal hidungnya berusaha menetralkan rasa pusingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tanpa Jendela [END]
Teen FictionVERSI LEBIH LENGKAP ADA DI NOVELTOON, GRATIS!!! "Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela. "Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra. [PEACEABLE...