🦋Chapter 10 : Pura-pura🦋

169 51 41
                                    

Tandai typo√
Bantu vote & komen^_^
HAPPY READING:)
__________________________________

BAB X : Pura-pura

"Jujur kamu sangat berarti untukku, tapi kehadiran mu hanya sebuah hiasan indah di jariku yang tidak menjanjikan apapun selain perceraian,"

~•~

Suasana yang paling tidak di sukai kebanyakan orang adalah bau rumah sakit. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan Ruliya, dia sangat menyukai aroma pewangi lantai rumah sakit. Berulang kali dia menghirup aroma rumah sakit dengan sangat hikmat, memasuki rongga hidungnya.

Ruliya memainkan kakinya perlahan lahan di atas ranjang rumah sakit. "Bagaimana?" tanya seorang dokter laki-laki bernama Fauzan, tertera di papan namanya.

"Dokter ajaib ya, kaki saya udah gak sakit lagi," Ruliya sangat antusias melihat kaki yang mulanya terasa sakit, kini sudah tidak lagi setelah di berikan sedikit terapi.

Dokter Fauzan adalah Dokter ahli tulang dan saraf. Dia sangat terkenal dengan kehebatan terapinya.

Dokter Fauzan mengerutkan kening, lalu kemudian tersenyum. "Saya hanya perantara, tapi tuhanlah yang menyembuhkan," ucap dokter Fauzan.

"Mungkin memang sudah tidak sakit," batin Fauzan.

"Coba berdiri dan berjalan-jalan, apakah masih sakit atau tidak," sambungnya lagi.

Ruliya mengangguk cepat dan mulai turun dari ranjang. Langkah demi langkah ia berjalan pelan namun pasti. "Syukurlah kakiku udah bisa jalan lagi," ucap Ruliya kegirangan.

"Terimakasih banyak ya Dok, Dokter Fauzan ini, udahlah ganteng, ahli lagi," sambungnya lagi memuji keahlian Fauzan.

"Iya sama-sama, anda juga cantik," sambung Dokter Fauzan.

Ceklek...

Pintu ruangan terbuka menampakkan seorang suster masuk ke dalamnya. Suster itu tersenyum ramah pada semua orang.

"Maaf Dok, maaf semuanya kalau saya mengganggu, saya hanya ingin menulis data tentang pasien, ini walinya siapa?" tanya suster itu.

"Saya walinya," jawab Gavin yang juga berada di sana sejak tadi.

"Atas nama siapa?"

"Gavin Reviano."

Suster terlihat menulis sesuatu di buku catatan pasien. "Anda siapa nya pasien?"

"Ka-"

"Suaminya."

Baru saja Ruliya akan menjawab kakak, namun langsung di potong oleh Gavin.

"Apa? Suami? Bukannya dia bilang gak mau orang lain tau tentang pernikahan ini, kenapa sekarang justru dia yang menyebarkannya," batin Ruliya.

Dia terheran heran melihat Gavin yang agak aneh sejak semalam. Biasanya orang itu tidak peduli apapun tentang Ruliya, namun tadi malam dia memijat kaki ruliyaa hingga tertidur dan sekarang mengaku sebagai suaminya.

"Oh jadi anda suaminya?" tanya Dokter Fauzan kaget. Gavin mengangguk bertanda iya.

"Saya jadi tidak enak bilang istri anda cantik," ucap Dokter Fauzan kikuk.

"Saya minta maaf Pak Gavin, sungguh saya tidak punya niat apapun tadi dan saya juga tidak tahu kalau anda adalah suaminya," sambungnya lagi.

"Iya tidak masalah, apa kami sudah bisa pulang?"

"Sudah bisa, hanya perlu menebus obat di bawah, setelah itu boleh pulang."

"Baiklah kalau begitu kami permisi," ucap Gavin menggenggam tangan Ruliya.

Entrusted Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang