[TERBIT]✔️
[Part masih lengkap]
Bagaimana rasanya tidak pernah dicintai oleh suami sendiri?
Kalian pikir saja sendiri bagaimana rasanya.
Kepo? Ayo lanjut ke cerita!
Ini bukan tentang pelakor ya, tapi terpaksa aja jadi istri kedua karena si kakak...
Ketemu cover yang menurut aku cocok buat cerita cinta segi tak bertepi antara Ruliya, Gavin dan Rania.
Lupa nemunya di mana, kalau gak salah di Pinterest🦋
Spam Komen lah... Please🙏 __________________________________
BAB XVII : Jangan Salting (salah tingkah)
"Adrenalin adalah istilah untuk sebuah tantangan menegangkan. Hal itulah yang aku rasakan setiap kali menatapmu. Kamu seperti adrenalin bagiku."
_Ruliya Fahisa_
Gavin menyeka air mata di pipi Ruliya. Ruliya menangis dalam diam. Hanya air matanya saja yang mewakili kesedihan di hatinya.
"Maafkan Mamah Lena," ucap Gavin, dengan tangan yang masih berada di pipi Ruliya.
"Abaikan saja semua perkataannya tadi," sambungnya lagi.
Ruliya menarik handuk di kepalanya dengan kasar. Ia menjauhkan tangan Gavin dari pipinya, kemudian mengusap sisa air matanya. Saat hendak pergi, tangannya di tahan oleh Gavin.
"Apalagi sih Pak?" tanya Ruliya malas.
"Saya capek mau..." ucapan Ruliya terhenti saat Gavin memeluknya.
Ruliya yang di peluk seolah kehilangan akal. Handuk yang dia pegang bahkan terjatuh ke lantai. Dia membeku dan tidak tau harus membalas pelukan Gavin atau tidak.
Terasa elusan hangat di punggungnya. Ia mengerjapkan mata berulang kali. Sungguh dia tidak percaya hal ini benar terjadi.
"Aku mimpi kan?" batin Ruliya.
"Iya, ini pasti hanya mimpi," sambungnya membatin.
Ruliya mencubit lengannya sendiri, untuk memastikan bahwa ini semua hanya mimpi.
Mendengar Ruliya kesakitan sontak membuat Gavin melepaskan pelukannya.
"Kenapa?" tanya Gavin panik.
"Eee..." Ruliya tidak tau harus menjawab apa.
Gavin melirik ke arah tangan Ruliya. "Lengan kamu kenapa?" tanya Gavin menyingkap lengan kimono yang Ruliya kenakan.
"Gak, gak ada apa-apa," ucap Ruliya cekatan menyingkirkan tangan Gavin dari lengannya.
Gavin mengerutkan kening memperhatikan wajah Ruliya. Sebelumnya sudah sangat jelas bahwa Ruliya sedang bersedih, tapi lihatlah sekarang, dia seolah punya masalah baru dan melupakan masalah sebelumnya.