Tandai typo√
Jangan lupa vote dan komen:)
HAPPY READING^_^
__________________________________BAB XXII : Prosedur Gila
"Tidak ada yang bisa membuat ku ketakutan di dunia ini, selain kehilangan sosok seperti dirimu."
~•~
Darah segar mengalir di beberapa bagian tubuhnya. Matanya kirinya lebam dan membiru. Seluruh tubuh terasa sangat sakit dan tak berdaya. Asap mulai mengumpul, mengelilingi mobil putih itu.
"Tolong..." lirih Ruliya sangat pelan meminta tolong. Berharap akan ada yang mendengarnya.
Hanya meminta tolong lah yang bisa dia lakukan saat ini. Walaupun teriakan itu hanya akan di dengar oleh telinganya sendiri. Tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa di gerakkan.
"Sakit..."
"Tolong..." lirih Ruliya mulai mengeluarkan air mata.
Dunianya kembali runtuh dalam sekejap. Sepertinya kehidupan kembali tidak berpihak padanya.
Apakah masanya akan segera berakhir?
Itulah kalimat yang saat ini terbesit di pikirannya.
"Tuhan, tolong aku."
"Aku mohon, selamatkan aku kali ini saja."
Ruliya hanya bisa berdoa dalam hati. Memohon pertolongan pada yang maha kuasa. Baginya, saat ini tidak akan ada yang bisa menolongnya, selain Tuhan.
Tak kuasa menahan rasa sakit yang menghantam tubuhnya, perlahan lahan matanya tertutup dan tak sadarkan diri.
***
Kondisi kelas terlihat sangat tenang. Semua orang sedang fokus mengerjakan soal ujian, kecuali satu orang. Dia adalah Dio. Sejak awal ujian di mulai, Dio tidak tenang. Pikirannya terus tertuju pada Ruliya yang masih saja belum datang. Sudah dua puluh lima menit ujian berlangsung, namun Ruliya masih saja belum terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entrusted Heart [END]
Narrativa generale[TERBIT]✔️ [Part masih lengkap] Bagaimana rasanya tidak pernah dicintai oleh suami sendiri? Kalian pikir saja sendiri bagaimana rasanya. Kepo? Ayo lanjut ke cerita! Ini bukan tentang pelakor ya, tapi terpaksa aja jadi istri kedua karena si kakak...