🦋Chapter 21 : Kecelakaan🦋

278 34 27
                                    

Tandai typo√
Jangan lupa vote dan komen:)
HAPPY READING^_^
__________________________________

BAB XXI : Kecelakaan

Main tebak-tebakan dulu ya sebelum lanjut baca🙂

Berdasarkan ilustrasi di bawah. Mobil siapakah ini?

"Mencintai seseorang yang mencintai orang lain adalah suatu hal yang sangat menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mencintai seseorang yang mencintai orang lain adalah suatu hal yang sangat menyedihkan."

~•~

Terdengar sayup-sayup suara aneh mengusik telinga. Mengganggu. Cukup mengganggu bagi mereka yang baru tertidur selama dua jam.

Tarik lah bantal dan tutuplah telinga mu dengan baik.

Kalimat itulah yang mungkin akan terbesit di pikiran sebagian orang. Terganggu nya suasana tidur dapat mengundang emosi. Hal itulah yang saat ini Ruliya rasakan. Tidurnya yang baru dua jam, harus terganggu oleh suara aneh yang mengusik gendang telinganya.

"Ck!" decak nya kesal langsung beranjak dari tidur.

Rambut panjangnya terurai serabutan. Sangat mencirikan seseorang yang baru saja terbangun dari tidur. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Gatal atau tidaknya, akan tetap dia garuk, karena memang sudah kebiasaannya.

"Huah..." Ruliya menguap sembari meregangkan otot-ototnya.

Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Mencari pemilik suara aneh yang mengusik tidurnya. Seketika emosinya redup saat netranya tertuju pada sosok yang sedang bersandar di pintu kamar.

"Ternyata Mas Gavin," batin Ruliya.

Dengan tenaga yang belum terkumpul sepenuhnya. Ia beranjak dari tempat tidur menghampiri Gavin. Di pandangnya sang suami yang sedang menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Terlihat sekali pria itu sedang frustrasi.

"Bapak kenapa?" tanya Ruliya sembari menguap.

Matanya masih sangat mengantuk. Ingin sekali rasanya melanjutkan tidur, namun dia juga tidak tega melihat Gavin sedih.

Mendengar suara Ruliya, Gavin pun melepaskan tangannya dari wajah. Ruliya tertegun melihat Gavin yang ternyata sedang menangis. Matanya terlihat sembab dan memerah. Tangan Ruliya terulur mengusap air mata yang mengalir di sudut mata milik pria itu.

"Apa yang terjadi?" tanya Ruliya lembut.

"Rania..." Gavin menggantungkan ucapannya.

"Ada apa dengan Kakak?"

Kini Ruliya dilanda kekhawatiran. Apapun yang berhubungan dengan Kakaknya akan membuat dia sedikit gila. Apalagi saat ini dia tau bagaimana kondisi kesehatan Rania.

"Dokter bilang, harus segera melakukan transplantasi jantung, kalau tidak Rania tidak akan selamat,"  jelas Gavin.

"Bagaimana ini Ruliya? Saya harus bagaimana sekarang? Saya tidak mau kehilangan Rania. Saya tidak akan bisa hidup tanpa dia," sambung Gavin, lalu kembali menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Entrusted Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang