🦋Chapter 5 : Sakit Berujung Pahit🦋

292 68 33
                                    

Tandai typo√
Jangan lupa vote dan komen💬
HAPPY READING:)

Tandai typo√Jangan lupa vote dan komen💬HAPPY READING:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Dio Saputra_
__________________________________

BAB V : Sakit Berujung Pahit

"Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang ingin menjatuhkan harga dirinya sendiri. Jadi lihatlah kembali kesalahan dalam setiap masalah."

~•~

Rania membuka gorden selebar mungkin, membiarkan matahari menyinari seluruh kamar.

"Hem..." erang Ruliya di atas ranjang, menarik selimut menutupi wajahnya.

Rania menggelengkan kepala melihat Ruliya yang malas. "Dek bangun... Nanti terlambat ke kampusnya," ucap Rania menggoyangkan tubuh Ruliya.

"Lima menit lagi Bi," gumam Ruliya pelan, namun masih bisa di dengar oleh Rania.

"Ini kakak, bukan Bibi. Cepet bangun!" titah Rania menarik tangan Ruliya, hingga dia terduduk.

Ruliya mulai membuka matanya. "Aku di mana?" sambungnya bertanya. Ruliya melihat ke arah Rania yang berpangku tangan.

"Oh iya aku sekarang tinggal di rumah kak Rania," batin Ruliya.

"Cepat mandi, habis itu langsung sarapan, gak usah lama-lama! Kakak tunggu," ucap Rania berlalu pergi meninggalkan Ruliya.

Ruliya langsung beranjak dari tempat tidur langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai bersiap-siap Ruliya keluar dari kamar, berjalan menuju ke ruang makan. Terlihat di sana sudah ada Rania dan Gavin.

"Mau sarapan apa?" tanya Rania pada Ruliya.

"Roti sama susu aja kak," jawab Ruliya.

Rania hendak mengambil roti untuk Ruliya. "Gak usah kak, biar aku aja," ucap Ruliya mengambil roti lalu membuat susu untuk dirinya sendiri.

Saat sedang asyik menikmati sarapan pagi, tiba-tiba ponsel milik Ruliya berdering. Ruliya dengan malas melihat ke layar ponselnya.

"Dio," batinnya.

Ruliya menggeser layar HP nya, lalu menempelkan ponsel ke telinganya. Ruliya tidak berkata apa-apa dia hanya diam menunggu suara Dio lebih dahulu.

"Kok diam aja si" suara Dio terdengar di seberang sana.

"Hem..." gumam Ruliya sambil mengunyah roti.

"Astaga Liya... Ckck..."

"Gue matiin ya."

"Eh jangan..."

"Terus."

"Gue jemput lo ya."

Entrusted Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang