16

43 2 0
                                    

Happy Reading
Cinta💚
.
.
.

"Kata-kata terbucin yang Lo punya"

"Kamu itu seperti angin, tidak bisa dimiliki tapi selalu bisa dirasakan—by Devan"

"Keterdiamanku adalah salah satu cara bagaimana aku mencintaimu—by Dave"

"Jika ku arungi dunia, tak akan banyak yang bisa kulihat. Karena hanya kamu yang ada dalam pikiranku—by Dave"

"Defenisi mencintai secara ugal-ugalan itu adalah mencintaimu—by Daven"

Pletak!

"Anjir pala gue!" Umpat Arsen saat tiba-tiba saja Daven menoyor kepalanya dengan keras.

"Bisa geger otak nih gue" katanya membuat Daven mendengus kesal.

Sejak tadi Arsen dan Theo tak berhenti mengolok-olok dirinya dengan Dave. Benar-benar memancing emosi!

Dave terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Dia sebenarnya tak masalah kalau teman-teman nya mengejek perilakunya yang terlalu bucin. Toh itu memang benar kan.

"Tapi kalau ditanya nih yaa, siapa yang jadi best couple tahun ini udah pasti kalian sih" ujar Theo tiba-tiba.

Frans mengangguk mengiyakan "Secara kan bucin banget ya" kekehnya kemudian.

"Lo cari cewek dong Frans, siapa tau bisa lebih bucin lagi" Arsen terkikik sendiri akibat ucapannya.

"Gue nggk minat" balas Frans datar.

Arsen mencebik pelan "Sok sok nggak minat ujung-ujungnya nanti langsung gas ke KUA"

"Hahah bener. Ntar yg ada kek si Dave sama Daven yang awalnya sok sok nggak minat, eh malah kepincut sama degem Lulu" kata Theo ikut menyindir.

Frans menatap teman-teman nya jengah. Terkadang ia berpikir entah kenapa mereka semua bisa berteman baik.

"Serah Lo deh serah"

"Oh ya tentang tanding waktu itu gimana? Udah tau siapa bosnya Bima?" Tanya Arsen mengganti topik pembicaraan mereka.

Dave menggeleng "Gue nggk tau" katanya "Tapi menurut gue Bima itu bukan orang sembarangan" lanjutnya.

"Lo bener" sahut Daven "Pria-pria ber jas waktu itu kayaknya anak buahnya deh"

"Eh-eh tapi kan yaa di tengah-tengah pria pria ber jas itu ada gue liat laki-laki seusia kita pakai hoodie" Potong Arsen cepat. Dia berusaha mengingat-ingat tentang kerumunan pria ber jas saat mereka tanding waktu itu.

"Kalau menurut firasat gue, dia sih bosnya" kata Frans memberi argumen.

"Yang pake Hoodie?"

"Hm" saut Frans.

"Tapi kenapa bukan dia yang tanding?"

Bingung itulah satu kata yang tepat untuk menggambarkan pikiran mereka sekarang ini. Beberapa hari yang lalu saat mereka bertanding dan kemenangan diraih oleh Frans. Bima selaku lawan tanding Frans waktu itu terlihat santai dan biasa saja. Tidak seperti lawan-lawan mereka sebelumnya yang akan terlihat frustasi saat kalah. Bima berbeda. Dia seperti memberikan kode pada seseorang saat setiap gerak-gerik yang mereka lakukan. Entah siapa Bima itu dan apa tujuannya. Mereka bahkan tak tau soal itu.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang