30

34 1 0
                                    

Happy Reading
Cinta❤️
.
.
.

"Tawuran lagi!"

"Tawuran lagi!"

"Kalian itu nggak ada bosan-bosannya ya, setiap hari selalu saja mencari masalah!" hardik pak Syarif selaku guru kesiswaan. Sebuah rotan sepanjang 2 meter sudah di pegangnya.

"Setiap hari selalu saja membuat darah saya naik!"

Sejak 15 menit yang lalu pak Syarif terus saja berceloteh tentang kesalahan-kesalahan Daven and the geng di masa lampau. Masalah yang sudah selesai di ungkit-ungkit lagi agar Daven dan teman-teman nya lelah berdiri.

Kemaren Daven bolos dan pergi ikut tawuran bersama teman-temannya. Sebenarnya mereka tidak ikut berkelahi hanya sebagai penonton dan tim sukses. Tapi ya karena ada laporan dan bukti mereka di TKP jadinya kena deh mereka.

Daven dan teman-teman sudah membantah kalau mereka tidak ikut tapi pak Syarif ini terlalu bebal untuk di beritahu yang benar. Selalu saja salah dimata dia.

"Apa faedahnya coba tawuran hanya membuang-buang waktu"

"Pak kan udah kami bilang kalau kami nggak ikut tawuran pak" greget Theo menjelaskan sedari tadi.

Pak Syarif memelototi nya "ngeles lagi kamu kayak bajai?"

"Sudah sekarang kalian bapak hukum. Skot jump sebanyak 100 kali!" katanya memerintah tak mau di bantah.

"Pak yang bener aja seratus" kaget Arsen. Bisa malam ini selesainya kalau seratus.

"Ya bener! Cepet!"

"Nol nya gelindingin satu deh pak" korting Daven.

Pak Syarif kekeuh menggeleng. Mau semelas apapun muridnya ini mengelus dan merengek tidak akan dia turuti.

"Cepet! Hitung! Satu!" Pak Syarif mulai berhitung.

Dengan berharap banyak semoga pak Syarif berubah pikiran Daven, Arsen, dan Theo mulai melaksanakan hukuman mereka.

Sedangkan dari ujung lapangan ada Dave dan Frans yang sedang duduk santai. Mereka berdua tidak dihukum karena tidak ikut kemaren. Lagian Daven dan dua cecunguk itu sudah di wanti-wanti oleh Dave agar tidak pergi dan mencari masalah, tapi malah dilanggar. Sekarang terima akibatnya.

"Kasian temen lo noh" kata Dave pada Frans yang duduk di sebelahnya.

"Bodo amat, kembaran lo juga kan" respon cuek di berikan oleh Frans.

"Dua puluh lima..."

"Dua puluh enam..."

"Dua puluh tu-"

"Permisi pak" seorang gadis datang menghampiri.

Ketiga manusia yang sedang menjalankan hukuman itupun menghentikan kegiatan mereka saat seorang gadis familiar datang menghampiri.

"Ya kenapa Lulu?" tanya Pak Syarif pada Lulu yang barusan memanggilnya.

Lulu melirik sekilas pada Daven dan beralih menatap gurunya lagi "Bapak di panggil sama pak Budi, katanya mau bahas soal siswa untuk utusan olimpiade"

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang