"Utara!" Selatan tersenyum saat gadis yang ia panggil menoleh penuh ke arahnya.
"Ya, kenapa?"
"Lo mau ke kelas kan? Gue mau bareng!"
Selatan langsung merebut mangkuk berisikan soto dari tangan gadis itu sehingga membuat sang empu merasa terkejut. Baru hendak melayangkan protes, namun Utara kalah cepat dengan Selatan yang sudah lebih dulu buka suara.
"Biar gue aja yang bawa,"
"Tapi—"
"Gue bantu lo bawa," ucap Selatan dengan tatapan yang tidak terbantahkan. Utara tampak pasrah dan hanya mengangguk pelan. Lagian, tidak ada yang tidak tahu tentang betapa keras kepalanya Selatan di sekolah ini.
Ketika Utara mulai melangkah, barulah Selatan berjalan mengikutinya. Dengan besar hati lelaki itu menyamai langkah Utara yang kecil agar mereka bisa terus berjalan beriringan.
"Gue denger lo jadi tutor matematika anak kelas 11,"
"Hm, Bu Rahma yang minta."
"Ga ada bimbing yang kelas 12?"
"Ga ada. Kenapa memangnya?"
"Kalau gue minta lo jadi tutor gue gimana?"
Utara tertawa pelan setelah mendengar penuturan Selatan. Gadis itu seakan tidak menyangka dengan pertanyaan Selatan. "Kesambet apaan lo? Ini dunia yang udah terlalu tua apa pendengaran gue yang salah?"
Selatan lantas berdecak kesal mendengar ledekan Utara."Lo ga mau jadi tutor gue?" bisiknya bertanya ulang tanpa mau menanggapi gurauan Utara.
"Nggak! Gue ga nerima siswa baru. Gue sibuk!"
Selanjutnya, Selatan dapat melihat dengan jelas bagaimana tawa Utara hilang tergantikan dengan senyuman tipisnya. Membuat separuh bahagia yang sempat Selatan rasakan hilang begitu saja.
"Tapi gue mau lo yang jadi tutor gue!" titah Selatan tetap pada pendiriannya. Kedua alis Selatan bahkan sudah bertaut tegas seakan tidak mau dibantah.
"Gue nggak mau. Memangnya kenapa harus gue?"
"Karena penjelasan lo bagus."
"Yang lain juga pada bagus. Kenapa ga sama mereka?"
"Karena gue maunya lo!"
"Kenapa harus gue, Selatan?"
"Memang harus lo. Gue ga mau yang lain, gue cuman mau sama lo!" ucap Selatan sedikit keras. "Sebegitunya lo nolak gue?"
Dapat Selatan lihat gadis di sebelahnya itu mulai terdiam dengan tatapan yang tidak bisa ia baca.
"Tapi gue beneran ga bisa, maaf!" tutur Utara langsung berjalan pergi dan meninggalkan Selatan yang mulai tertegun.
"Baru aja gue minta jadi tutor, udah dapat penolakan. Belum aja gue coba ajak nikah." Selatan menghela napasnya kasar. "Jadi gini rasanya ditola—"
Selatan langsung menghentikan gumaman pelannya ketika melihat Utara yang sudah berjalan cukup jauh kembali berbalik dan menuju ke arahnya. Selatan langsung merasa senang sendiri saat berpikir tentang kemungkinan Utara berubah pikiran dan menerima permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selatan
Teen FictionKing of love, king of racing, king of parties, good at sports especially basketball, and last but not least, he is a ... casanova. Tidak ada yang tidak mengenal Selatan Laksamana Muda Hartigan. Seorang remaja lelaki yang berhasil mendapatkan semua g...