9. With Me Forever

122 16 18
                                    

"Hai pacar!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai pacar!"

"Sel-Selatan! Lo ngapain di sini?"

Utara tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut ketika mendapati kehadiran Selatan di depan gerbang rumahnya.

"Kenapa gue di sini? Ya, gue mau jemput pacar gue lah." Selatan dengan santainya justru mengulurkan sebuah helm kepada Utara yang masih tertegun.

"Siapa yang pacar lo?!" sangkal Utara mengabaikan helm dari Selatan.

"Oh jadi gini ya cara main lo? Oke, lo tenang aja. Gue udah nyalin video kemarin ke semua perangkat gue. Terlebih CCTV gue juga ngerekam waktu lo kis—"

"Nggak usah diterusin!" sentak Utara memotong ucapan Selatan. Wajahnya sudah pias. Bahkan tanpa perlawanan Utara langsung mengambil helm yang Selatan ulurkan dan memakainya dengan cepat.

Selatan yang melihat Utara menurut meski dengan sedikit ancaman tentu merasa puas. Ia pun menaiki motor sport berwarna putih miliknya. Begitu pula dengan Utara yang turut menyusul, tanpa perlu perdebatan lagi.

"Lo cantik," puji Selatan saat melihat wajah kesal milik Utara dari spion motornya.

"Selanjutnya lo nggak perlu jemput gue lagi!" ketus Utara yang justru membuat Selatan terkekeh pelan.

"Nggak ada yang aneh kan kalau gue mau jemput pacar gue? Kenapa lo kaya nggak terima banget gitu gue jemput? Padahal kan lo sendiri udah sukarela nerima gue jadi pacar lo!"

"Lo maksa gue, Sel! Sukarela apanya! Lo pikir gue bakal mau kalau lo nggak pakai cara licik lo itu?"

"Umm gimana ya? Menurut gue lo pasti bakalan mau sih! Karna gue itu baik dan setia ta—"

"Setia? Setiap gang ada maksudnya?" sinis Utara tidak membiarkan Selatan melanjutkan perkataannya.

"Lo tau? Dengan lo bersikap kaya gini, di mata gue lo malah semakin kelihatan lucu!"

Selatan tertawa pelan saat melihat kekesalan Utara. "Gue sengaja datang pagi buta kaya gini karena gue tau lo pasti bakalan kabur!" tutur Selatan saat mendengar umpatan pelan Utara yang tertuju untuknya.

"Nggak ada tuh yang kabur!"

"Buktinya lo keluar di jam 6 pagi ini. Padahal biasanya kan lo selalu datang lama ke sekolah!"

Utara merasa tertohok dengan ucapan Selatan yang satu itu. Tidak bisa membantah, ia pun hanya menatap malas pada Selatan yang menoleh ke belakang dan melempar senyum manis kepadanya.

"Pegangan yang erat,"

"Nggak mau!"

"Oh, oke. Jangan salahin gue kalau gue bawa motornya ugal-ugalan!"

Utara mulai berdecak kesal saat mendengar perkataan Selatan yang selalu sukses membuatnya menurut tanpa perlawanan lagi. Bosan beradu mulut, gadis itu pun langsung memegang pundak Selatan sebagai tumpuan. "Puas?"

SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang