Selatan menggeram kesal. Setelah membantu Utara berdiri, lelaki itu langsung menggedor dan hampir saja menendang pintu utama kediaman keluarga Kaisar jika saja Utara tidak segera menghalanginya.
"Sial! Nggak bisa gini, Ra! Wanita itu harus diberi pelajaran!" tolak Selatan yang dibalas gelengan pelan oleh Utara.
"Jangan, Sel. Gue nggak mau masalahnya makin kusut. Gue yang salah, di sini gue memang sumber masalahnya."
Mendengar ringisan pelan Utara sukses membuat Selatan mengalah dan menuruti perkataan gadis itu. Selatan bahkan langsung menggendong Utara bridal style ketika melihat kondisinya yang begitu memprihatinkan. Sungguh, rasanya hati Selatan kembali memanas ketika mengingat bagaimana perlakuan yang diterima oleh gadis itu beberapa saat lalu.
Sementara itu, saat ini Utara tidak memberontak pada Selatan seperti yang biasa ia lakukan. Gadis itu bahkan langsung mengalungkan tangannya sukarela di leher Selatan ketika lelaki itu mengangkatnya tiba-tiba. Sekarang, Utara tidak sungkan mengakui jika dirinya sedang membutuhkan Selatan.
Ya, benar. Utara mengakui jika ia sangat membutuhkan Selatan untuk membawanya pergi kemana saja guna menenangkan batinnya yang sedang tertekan. Perlu ditekankan juga, jika ini adalah kali pertama Utara menerima kehadiran Selatan di sisinya tanpa perlawanan.
"Kita ke apart gue, is it okay?"
Utara langsung mengangguk guna menyetujui penawaran yang Selatan beri.
Di sepanjang perjalanan menuju apartemen Selatan, kedua remaja itu bungkam. Utara sendiri menyadari jika Selatan terus melirik ke arahnya saat ada kesempatan. Tapi sungguh, ia sudah terlalu lelah hanya untuk sekedar berbicara. Jadi, biarlah keheningan ini bertahan di antara dirinya dan Selatan sampai ia memiliki tenaga kembali untuk buka suara.
Ketika telah sampai di apartemen, Selatan kembali menggendong tubuh Utara walau gadis itu sempat menolak di awal.
Tepat setelah Selatan membuka pintu apartemennya dengan keycard, Utara langsung merasakan adanya suasana yang berbeda. Dulu, Utara selalu menganggap apartemen Selatan suram dan menakutkan. Tapi sekarang, entah mengapa suasananya berubah menjadi aman, bahkan nyaman untuknya. Setidaknya, untuk saat ini anggap saja begitu daripada ia harus pulang ke rumahnya sendiri.
"Duduk di sini dulu. Jangan banyak gerak," pinta Selatan setelah menurunkan tubuh Utara di sebuah sofa.
Utara mengangguk pelan. Sejak saat itu, Utara dapat melihat Selatan yang mondar-mandir dari sebuah ruangan ke ruangan lain sebelum kembali ke arahnya dengan menenteng kotak P3K. Tidak butuh waktu lama, kini pria itu sudah berlutut di hadapannya dengan membongkar isi kotak yang dibawanya.
Utara tidak bisa melepaskan pandangannya dari Selatan sedikit pun. Ia bahkan dapat melihat dengan jelas bagaimana Selatan menyatukan kedua alis tebalnya saking fokusnya mengobati luka yang ada di lutut serta telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selatan
Teen FictionKing of love, king of racing, king of parties, good at sports especially basketball, and last but not least, he is a ... casanova. Tidak ada yang tidak mengenal Selatan Laksamana Muda Hartigan. Seorang remaja lelaki yang berhasil mendapatkan semua g...