6. Be My Future Wife

158 11 15
                                    

Jangan lupa tekan votenya sebelum membaca ya, All

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tekan votenya sebelum membaca ya, All. Karena itu jadi apresiasi tersendiri buat para penulis.

-Happy Reading-

***

Selatan mengusap wajahnya frustasi. Rahang lelaki itu turut menegang dengan tatapan mata yang sudah menggelap.

"Lo ga mau nyamperin Utara sama Benua di kantin?" sambar Laut yang belum mengerti suasana. Pria itu tidak sadar jika perkataannya tersebut seakan menuang bensin di tengah kobaran api emosi Selatan.

Saat ini, keempat sekawan itu sedang berada ruangan olahraga. Tempat yang selalu mereka jadikan markas ketika sedang membolos.

Dan tahu apa penyebab emosi Selatan meningkat drastis pada saat itu? Tentu saja tidak lain dan tidak bukan karena berita yang dibawakan Laut mengenai kondisi Utara. Gadis yang sudah Selatan klaim sebagai miliknya kemarin.

Sialnya, Selatan baru saja mendengar kabar jika gadisnya itu kini sedang didekati oleh lelaki lain. Namanya Benua Antasena. Ketua dari tim futsal di SMA Meridian. Mendengar namanya saja sukses membuat darah Selatan terasa mendidih.

Barat yang menyadari jika emosi Selatan hampir di puncaknya jadi panik sendiri. "Sel--"

"Gue ke kantin!"

Selatan langsung bergegas dengan langkahnya yang cepat. Lelaki itu terus mengabaikan panggilan dari teman-temannya yang ikut menyusul di belakang.

Tepat saat sampai di kantin, Selatan dapat melihat dengan jelas kebenaran dari berita yang dibawakan oleh Laut. Dengan rahangnya yang sudah menegang sempurna, Selatan langsung membawa kakinya melangkah menghampiri sepasang remaja yang masih terlihat asik bersenda gurau tersebut. Tatapan Selatan yang menggelap turut membawa kesan menegangkan bagi siapapun yang melihatnya.

"Jauhin cewek gue!" titah Selatan yang sudah menjatuhkan tatapan tajamnya pada Benua. Nada tegas dan berat lelaki itu seolah memberi penekanan jika ia tidak mau dibantah.

Benua lantas berdiri. Menatap Selatan dengan senyuman miring yang terukir seolah meremehkan. "Jangan ngaku-ngaku, Sel. Utara cewek lo? Lo ga lagi mimpi kan?"

Kedua mata elang itu beradu. Saling menyerang seolah mengibarkan bendera perang secara terang-terangan.

Sadar jika aura permusuhan yang semakin kental di antara kedua pemuda itu disebabkan olehnya, membuat Utara langsung berdiri di tengah-tengah mereka.

"Kalian jangan kaya anak kecil!" ucap Utara yang sudah memberikan tatapan tajamnya kepada Selatan.

Tentu saja rahang Selatan semakin mengeras saat melihat Utara seolah membela Benua. Urat-urat di tangannya bahkan sudah menunjukkan eksistensinya seakan siap bertempur besar. Dengan sekali tarikan pada pergelangan tangan Utara, Selatan berhasil membawa gadis itu berdiri di sisinya.

"SELATAN!"

Utara berteriak terkejut ketika Selatan sudah melayangkan beberapa pukulan berturut-turut pada Benua dengan cepat. Gerakan lelaki itu tidak tertebak, membuat Benua kewalahan tanpa bisa membalas.

SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang