• malu

211 17 2
                                    

•••

Ting!

You have a massage!

Auree melirik kearah nakas, ponselnya menyala saat ada notifikasi yang masuk. Ia beranjak dan membacanya. Pesan dari seseorang membuatnya kebingungan, ia berpikir sejenak.

Bada
Auree keluarlah, aku di depan rumahmu.

Gadis itu mengintip dari arah jendela, dan benar saja—Bada terduduk diatas motornya sambil memainkan ponselnya. Ia buru-buru turun kebawah, sang ibu yang berada di meja makan menatap bingung pada anaknya itu.

"Mau kemana?"

"Ada temanku Eomma."

Auree membuka pintu rumahnya, Bada tersenyum saat gadis itu berdiri di ambang pintu. Baju kaos oversize dan celana pendek, rambut terurai dan wajah kebingungan itu terlihat begitu menggemaskan! Bada menyukainya!

"Ada apa?" Tanya singkat membuat Bada menggeleng kecil, "Aku bosan dirumah." Jawabnya sambil membuka helmnya, Auree menatap semua pergerakan Bada. "Lalu?" Tanyanya bingung membuat gadis itu mengusap pucuk kepala Auree, rambutnya jadi berantakan. Ia memukul Bada dengan pelan, "Ya! Sakit!"

"Auree! Ajak temanmu masuk! Makan malam sudah siap!" Teriak sang ibu dari dalam rumah membuat gadis itu menoleh, "Baiklah!"

Bada segera masuk kedalam rumah, ia berjalan di belakang Auree. Gadis mungil itu membawanya kearah meja makan. Disana tampak wanita yang merupakan Ibu Auree tersenyum saat melihatnya, wanita itu berdiri menyambut Bada.

"Sendiri saja? Kemana Ibumu?" Tanya wanita itu membuat Bada memutar bola matanya, "Seperti biasa Bibi, dia selalu sibuk dengan urusan yang tak ada habisnya. Aku benar-benar ditinggal sendiri! Menyebalkan!" Ucapnya sambil meletakkan jaketnya pada kursi.

"Kakakmu?"

"Dia bahkan lebih parah Bibi, aku jarang melihatnya ada di rumah. Apalagi dalam waktu dekat, akan ada yang debut di agensi tempat ia bekerja—mereka benar-benar bekerja keras."

Wanita itu tertawa kecil, "Aku paham, tapi jika kau bosan atau kesepian datanglah kerumah ku. Auree akan mengajakmu bermain." Ucap wanita itu membuat Bada tersenyum senang, "Wah terima kasih banyak!"

"Ayo makan, jika dingin makanannya terasa tak sedap nanti. Ambil bagian mu Bada, jangan malu-malu." Wanita itu tampak sibuk mengambilkan makanan untuk Bada, sementara Auree menatap malas.

"Eomma aku juga mau!" Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya, apakah anak ibunya sudah berganti sekarang? Sang ibu dan Bada tertawa kecil melihat Auree yang merajuk.

"Oh kau juga makan dengan banyak, agar bisa tumbuh tinggi seperti Bada." Auree menggelengkan kepalanya, "Ya, jadi maksud Eomma aku ini pendek? Bahkan aku lebih tinggi dari Eomma!"

"Sudah-sudah, ayo makan."

Ketiganya makan dalam keheningan, hanya ada suara sendok dan sumpit yang berbunyi. Bada mencuci pandang, menatap Auree yang makan dengan lahap. Bahkan mulut kecil itu tampak penuh dengan makanan. Setelah memakan makanan dengan lahap dan khidmat. Bada meletakkan sumpitnya.

"Terima kasih atas makanannya."

Ia segera beranjak, membawa piring kotor itu kearah wastafel. Namun segera terhenti saat Ibu Auree menahan tangannya, "Tidak usah Bada, biar Bibi saja." Ucap wanita itu membuat gadis tinggi itu menggeleng, "Tidak apa apa Bibi."

Bada segera mencuci piringnya, begitupun dengan Auree yang berdiri disamping Bada. Ia ikut membantu gadis itu untuk mencuci piring. Bada mencuci dan Auree yang membilas. Hingga tak terasa semua piring sudah selesai mereka bersihkan. Ia menatap kearah Auree, gadis itu kembali bingung.

badalee; DANCEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang