• save her

220 25 9
                                    

•••

Jalanan kota Seoul terasa tak berarti saat ia melihat dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang bagai awan putih di langit biru. Beberapa orang mungkin sama dengannya. Namun jauh didalam hatinya, gadis ini tak henti-hentinya berharap saat mereka pergi menuju tempat dimana Auree berada. Sebelumnya mereka sangat terkejut saat mengetahui posisi gadis itu yang berada jauh di pinggir kota. Noze membawa mobil hitam metalik milik nya dengan kecepatan tinggi, wanita muda yang merupakan kakak Bada itu terlihat benar-benar kesal.

Bahkan teramat kesal.

Pasalnya, ia sengaja mengambil libur untuk melihat kompetisi sang adik. Namun sesampainya disana, ia dihadapkan dengan berita menggemparkan yang melibatkan sang adik. Niat untuk relaksasi dan mendukung sang adik kini berganti dengan misi menyelamatkan seseorang. Tak hanya sendiri, Noze diiringi oleh Kang Daniel, para Juri, berserta pihak panitia ikut menuju lokasi dimana Auree berada.

Para gadis Bebe saling menyemangati satu sama lain, terlebih Bada yang tampak begitu terguncang. Gadis tinggi itu menatap kosong kearah jalanan kota Seoul. Tatter mendekap Bada, ia menepuk bahunya, menyemangati gadis itu.

"Bada kuatkan dirimu." Ucap Tatter membuat gadis itu menoleh, manik mata yang bengkak terlihat tak dapat berbohong.

Ia begitu sedih dan kehilangan.

"Auree akan baik-baik saja." Sahut Noze kala melihat interaksi keduanya, wanita muda dengan wajah datar itu menatap dari pantulan kaca.

Setelahnya keheningan melanda sesaat, Noze yang fokus mengendarai mobilnya tak banyak bicara. Begitupun dengan Monika, dan Hana. Wanita itu saling berpeluk, menyemangati dirinya.

Bada menatap kearah lain, air matanya turun kembali. Membasahi wajahnya. Ia meremat bajunya, lalu menggigit bibir bawahnya. Merasa gagal karena ia bisa kehilangan Auree secepat ini.

Auree bertahan lah, aku datang.

Ditempat yang berbeda, wanita dengan beberapa bercak darah itu mengumpat saat ia mengendarai mobilnya menuju suatu tempat. Wanita itu menggeleng cepat saat ingatannya memperlihatkan wajah seorang gadis dengan darah segar.

Redlic tertawa kecil, "Sial, apa dia akan mati?"

"Apa aku akan dipenjara?!"

"Ini salah Redy, sial! Salah Redy!"

Gumaman kecil itu terus keluar dengan sendirinya, ia membawa mobilnya dengan sangat cepat sampai ia tak sadar jika telah berhenti disebuah rumah besar. Tanpa ragu wanita itu turun dan masuk tanpa permisi, beberapa pelayan yang melihatnya begitu terkejut.

Hingga sang pemilik rumah menyambutnya dengan wajah terkesima.

"Ya, sudah lama tak bertemu Redlic."

Redlic tersenyum miring, "Lia Kim."

Wanita bernama Lia Kim itu tersenyum merekah, lalu menopang wajahnya dengan sebelah tangannya, "Kau tak berubah, aku suka itu."

"Oh apa bercak itu riasan baru? Wah aku sangat suka dengan gaya seperti itu." Seketika wajah Redlic mengeras, wanita muda ini berjalan mendekati ibu dari Redy. Lalu menariknya masuk kesebuah ruangan. Lia hanya mengikuti kemana wanita itu membawanya.

Redlic mengunci tubuh Lia disudut ruangan, tatapan tajam itu seakan siap membunuh.

"Aku telah membunuh seseorang karena Redy."

Perkataan Redlic membuat Lia Kim menatap penuh tanya namun ia masih setia menaruh senyum miring merendahkan diwajahnya. Bercak darah yang ada di wajah Redlic ia cium dan benar saja, tercium aroma khas darah. Lia kim menatap lekat lalu membelai wajah Redlic.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

badalee; DANCEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang