•••
Bada berjalan cepat menuju sebuah ruangan, ia meninggalkan studio begitu saja saat tak bisa lagi mengontrol emosinya. Tujuannya kini hanya satu, yaitu UKS sekolah.
Langkah kaki itu sangat cepat, ia terlihat sedikit berlari dalam langkahnya. Sesampainya di pintu masuk UKS, Bada melepaskan sepatunya dengan asal. Gadis itu masuk dan langsung menuju ruangan paling ujung. Bada terdiam saat melihat gadis yang tengah tertidur pulas diatas ranjang tipis milik UKS dengan wajah sembab merah jambu. Ia tak sendiri, disana ada sang teman yang setia menunggunya terbangun.
"Bada-nim."
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Bada membuat Chaeyi menghela nafasnya lega, "Mereka bilang tidak ada luka serius, hanya memar saja. Harus sering di kompres agar darah yang membeku kembali lancar." Chaeyi menatap kearah Auree lalu menatap kearah Bada berganti, "Aku sangat takut saat melihatnya menangis kesakitan."
Bada berjalan menghampiri, lalu duduk ditepi ranjang. Ia mengusap surai Auree dengan lembut. Tak lupa gadis itu menepuk-nepuk kepala Chaeyi dengan tatapan bangga, "Terima kasih sudah melindunginya dan bertindak cepat Chaeyi."
"Dia temanku, sudah seharusnya aku melindunginya Bada-nim."
Bada hanya mengangguk kecil, ia membuka ranselnya dan memberikan sebuah rice bowl untuk gadis bermarga Park itu. Chaeyi hanya menatap bingung kearah Bada.
"Bada-nim?"
"Makanlah, biar aku yang menjaga Auree."
Chaeyi membungkuk lalu tersenyum senang, ia bahkan lupa jika dirinya tak ada makan apapun sedari tadi. Sudah terhitung 3 jam ia berada disini semenjak pulang sekolah tadi.
"Omong-omong, kenapa Bada-nim bisa kemari? Apa tidak mengajar club?" Tanya Chaeyi sambil mengambil tasnya, Bada menggeleng kecil, ia membuka Hoodie besar miliknya. "Libur."
"Baiklah, Bada-nim aku tinggal sebentar ya? Terima kasih atas makanannya! Bada-nim terbaik!"
Chaeyi keluar dari ruangan dengan hati-hati, ia menutup pintu dengan pelan. Meninggalkan Bada dan Auree dalam satu ruangan, keadaan mendadak sepi. Bada menatap wajah itu dengan tatapan yang dalam, ia bertanya-tanya—bagaimana bisa mereka melakukan hal seperti ini pada Auree?
Bada tenggelam dalam pikirannya, memikirkan hal yang mungkin sudah terjadi pada Auree, namun gadis itu diam tak memberitahunya. Sangat larut hingga Bada tak sadar bahwa kelopak mata indah itu terbuka dengan perlahan. Mengerjapkan matanya dan berpikir—dimana ia sekarang. Sosok gadis tinggi di tepi ranjang itu membuatnya bergerak kecil, namun rasa sakit yang berada di punggungnya membuat ia tercekat.
"Ba-da..."
Suara kecil itu membuat Bada berbalik, disana Auree menatapnya sendu—tangan mungilnya berusaha menggapainya. Bada membantu Auree untuk bangun, gadisnya kembali terisak. Bada mendekap pelan, takut membuat Auree merasa semakin sakit pada punggungnya.
"Ba-da...Sakit..." Ucap Auree sambil meremat baju kaos oversize yang Bada kenakan.
"Cepatlah sembuh, lalu kita hajar mereka yang menyakiti mu okay?" Anggukan itu terasa samar, Bada mendekap erat tubuh Auree. Gadis itu semakin menenggelamkan dirinya dalam dekapan hangat sang senior. Ia memejamkan matanya sejenak, "Dimana Chaeyi?"
"Dia sedang makan, apa kau sudah makan?" Auree menggelengkan kepalanya, Bada melepaskan dekapan mereka. Ia beranjak mengambil sesuatu dalam tas ranselnya, sebuah rice bowl berukuran cukup besar, seperti untuk dua atau tiga porsi.
Auree menatap Bada, gadis itu membuka bungkusan rice bowl itu. Auree membinar saat melihat isinya. Tampak menggugah selera.
"Aku mau." Ucapnya membuat Bada mengangguk kecil, "Ini memang untukmu" Jawabnya sambil mengambil sepasang sendok dan garpu, "Lalu apa kau tidak makan?" Tanya Auree membuat Bada menggeleng kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
badalee; DANCEMATE
Fanfiction[ON GOING] Saat cinta dimulai dari tarian pertama. Baginya Auree adalah segalanya. Gadis itu berada di posisi tertinggi, setara dengan kecintaannya terhadap dunia industri tari. ••• rangking #1 on #ygx rangking #3 on #bada •••