• baddie

141 21 3
                                    

•••

Manik mata yang terpejam lama kini mulai terbuka perlahan, ia mengerjapkan matanya untuk meminimalisir cahaya pada ruang yang asing baginya. Auree menatap sekitar, menerka ia ada dimana sekarang. Tubuhnya tercekat kala sadar, ia dalam keadaan diikat dan mulutnya di tutup.

Gadis itu tampak sedikit melamun, memikirkan kejadian apa yang membuatnya ada disini.

Manik mata itu membulat, bersamaan dengan butiran air yang keluar memenuhi matanya.

Wanita itu.

Auree menoleh ke seluruh ruangan, mencari sosok wanita yang membawanya itu. Namun tak ada. Ia bersandar pada kepala ranjang tempat ia diikat, ia menatap pakaian, lalu menangis kecil.

Seharusnya Auree tak disini, dalam hatinya ia merapalkan kata-kata penuh harap.

Bada, aku takut.

Selamatkan aku.

Bada...

Bruk!

Pintu ruangan terbuka dengan kasar, wanita itu masuk dengan pakaian yang berbeda. Pakaian terbuka yang memperlihatkan belahan payudaranya, serta celana ketat yang membuat lekuk tubuhnya terpampang jelas.

Wanita itu tersenyum.

"Kau sudah sadar?" Tanyanya lembut, namun sedetik kemudian ia tertawa puas. "Selamat datang di neraka ku Han Auree."

Auree menggeleng cepat saat wanita itu mendekat, gadis itu memberontak meski dirinya tengah diikat. Wanita itu masih setia tersenyum, ia menarik paksa penutup mulut Auree membuat gadis itu merintih sakit.

"Akhh."

"Astaga, seksi sekali." Ucapnya sambil duduk diatas paha Auree. Sedangkan gadis kecil itu menatap takut pada wanita ini, "Siapa kau? Kenapa kau membawaku kesini?" Wanita itu berpikir sejenak sebelum akhirnya membelai rambut Auree.

"Permintaan dari klien istimewa ku."

"Siapa?" Tanyanya takut.

"Rahasia. Biarkan aku menyantap mu."

Auree menatap tak percaya, wanita itu tersenyum manis, "Cantik." Bisiknya sensual membuat Auree mendadak tak nyaman, gadis itu menutup mulutnya dengan kuat. Wanita ini mendengus leher jenjangnya.

"Aku suka gadis dengan wangi vanilla."

"Membuatku lapar sekarang."

"Menjauh lah dariku Nona." Ucap Auree dengan nada ketakutan, namun ia tak digubris. Wanita itu langsung mengangkat dagu Auree, "Panggil aku Redlic Eonnie gadis cantik."

Auree hanya diam saat mengetahui nama wanita itu. Keduanya kini menatap sangat lama, Auree yang sangat takut dengan wanita bernama Redlic itu kini menangis sendiri. Redlic mengusap air matanya dengan kuku panjangnya, Auree meringis. Wajahnya seperti di goreskan dengan pisau tajam.

"Sakit."

Redlic mencium kelopak matanya, meninggalkan bekas lipstik merah merona. Auree hanya diam sesaat, memerhatikan tingkat wanita itu.

"Kau akan jadi milikku Auree." Ucapnya kini sambil menciumi leher dan bahu gadis itu.

Dengan perlahan, Redlic melonggarkan ikatan di tubuh Auree. Ia mengarahkan tubuh itu agar berbaring. Auree memberontak, ia tahu arah wanita itu, gadis ini terlihat sangat tak menerima sentuhan apapun dari Redlic.

Hingga sebuah cakaran pada lengannya membuat Auree meringis kuat, Redlic menatapnya dengan tatapan membunuh. Gadis itu diam tak berkutik, hanya air mata yang berlomba-lomba keluar membuat wanita itu menjilat wajahnya.

badalee; DANCEMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang