By: SalsaNabila Putri
Disebuah sekolah menengah pertama terdapat siswi yang bernama Mulan. la dikenal dengan murid yang berbakat. Saat ini, Mulan duduk di kelas tiga SMP. Tak terasa waktu bergulir dengan cepat hanya tinggal empat bulan lagi Mulan akan lulus dari Sekolah Menengah Pertama.
Setiap pagi, Mulan berangkat sekolah di antar oleh Ayahnya. Sesampainya di sekolah, teman-teman Mulan yaitu Dayu, Alena, dan Aziel sudah sampai terlebih dahulu. Sebelum pelajaran dimulai, mereka pun mengobrol hingga bel sekolah pun berbunyi. Pelajaran pun dimulai. Selama jam pelajaran, Mulan mencatat beberapa materi yang penting untuk di pelajari.
Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi. Mulan dan teman-temannya pun bergegas pergi ke kantin sekolah untuk membeli makanan. Hingga suatu ketika, Mulan mendapatkan informasi dari pihak sekolah mengenai perlombaan. Dengan tubuh yang bersemangat, Mulan pun mendaftarkan diri di perlombaan taekwondo. Bel pun berbunyi, Mulan bergegas untuk menyiapkan pelajaran berikutnya. Selama jam pelajaran, Mulan hanya memikirkan untuk perlombaan taekwondo hingga tak terasa waktu menunjukkan jam 13:50 Mulan pun memasukkan buku ke dalam tas untuk segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Mulan pun memberitahu kedua orang tuanya bahwa ia akan mengikuti perlombaan taekwondo. Kedua orang tuanya pun sangat senang mendengar kabar tersebut. Untuk menyiapkan perlombaan Mulan berlatih dengan sangat keras untuk memenangkan perlombaan tersebut.
Sabtu adalah hari libur Mulan ke sekolah. Mulan memanfaatkan hari liburnya untuk berlatih dengan Ayahnya agar pada saat perlombaan yang diadakan minggu depan lancar. Pada saat berlatih, tiba-tiba Mulan mengalami cedera pada bagian kaki sehingga mengakibatkan kakinya bengkak dan memerlukan waktu yang cukup panjang agar kaki Mulan bisa pulih kembali.
Mulan sangat sedih dan kesal dengan kejadian cedera yang dialami oleh kaki Mulan karena perlombaan tak lama lagi akan segera dimulai. Dengan berat hati, Mulan berhenti berlatih untuk sementara waktu. Ayahnya pun bergegas membawa Mulan ke rumah sakit serta mengikuti beberapa terapi pengobatan yang disarankan oleh dokter agar kaki Mulan bisa segera pulih kembali.
Keesokan harinya, kaki Mulan sudah semakin membaik walaupun masih merasakan sedikit sakit pada bagian kakinya. Tapi, ini tidak akan membuat Mulan untuk mundur dari perlombaan tersebut. Tekad Mulan yang bulat, serta mental Mulan yang pantang menyerah, ini membuat semangat Mulan untuk mengikuti lomba kejuaraan terus bergelora, dan tidak ada satupun yang bisa menghentikan semangat Mulan tersebut bahkan Ayahnya sendiri berkali-kali menyarankan untuk mengikuti kejuaran di tahun berikutnya pun di abaikan oleh Mulan.
Melihat semangat Mulan, Ayahnya pun berpasrah diri dan mengalah atas keinginan Mulan dan Ayahnya berjanji kepada dirinya sendiri dan menyebutkan janji itu di dalam hatinya "Apabila Mulan dapat memenangkan perlombaan ini, aku akan berdiri di kursi terdepan serta memberikan tepuk tangan dan teriakan yang paling kencang atas kemenangan putriku."
Melihat Mulan sedang berlatih, Ayahnya pun geram karena terlihat jelas dari raut wajah Mulan yang menahan sakit karena kakinya mengalami cedera, lalu Ayahnya pun menghampirinya sambil mengatakan "Sudah ya nak, kakimu itu belum sembuh total, Ayah takut kalau kamu paksa untuk berlatih, kaki mu akan semakin parah lagi nak." mendengar suara tersebut, Mulan pun menjawab "Tidak apa kok Ayah, jika aku tidak berlatih bisa saja aku tidak akan memenangkan perlombaan ini." mendengar jawaban tersebut, Ayah pun hanya bisa pasrah.
Pagi ini, perlombaan akan segera di mulai. Mulan mendapatkan dukungan dari para teman, guru, dan keluarga. Dengan dukungan ini, membuat Mulan semakin bersemangat. Jam sudah menunjukkan 10:20 yang artinya perlombaan pun sudah dimulai. Mulan pun bersiap-siap untuk bertanding dengan lawannya. Mulan pun memasang sikap kuda-kuda dan sambil memikirkan bagaimana cara ia dapat mengalahkan lawannya.
Mempertimbangkan kaki yang sedikit masih sakit, Mulan pun memiliki strategi yang cukup jitu yaitu Mulan tidak terlalu melakukan banyak pergerakan. Mulan berusaha menghabiskan stamina musuh terlebih dahulu serta menghindari semua serangan lawan sambil menunggu momen dimana musuh sudah mulai kewalahan. Ketika Mulan melihat raut wajah lawannya yang sudah lesu, dan tarikan nafas musuhnya sudah berat, Mulan memanfaatkan momen tersebut dengan tendangan memutar ke arah kepala lawannya, sehingga mengakibatkan lawannya langsung "KO" dan tidak mampu untuk melanjutkan pertandingan tersebut. Kemenangan itu di iringi oleh teriakan Ayahnya dan tepuk tangan yang meriah yang sangat kencang dari bangku penonton.
Setelah itu, Mulan mendapatkan sertifikat dan piala. Mulan sangat senang karena ini bisa membantu nya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya yaitu sekolah menengah atas. Mulan mengabadikan moment ini dengan foto-foto sebagai kenang-kenangan. Keesokan harinya, Teman-teman Mulan pun semuanya turut memberikan ucapan selamat kepada nya.