By: Aufa Faiz
Disebuah perjalanan, saat itu ayah sedang mengantarkan ku ke sekolah dengan mobil tercinta kami yaitu si “kebo bule” (Toyota Fortuner).
Yaa meskipun membawa mobil sekelas si kebo bule, tetap saja aku pasti akan terlambat, karena belakangan ini jalanan selalu saja mengalami kemacetan.
Tak lama kemudian aku telah sampai di sekolah, aku dan otak bodoh ku masuk kedalam kelas tanpa memperdulikan sudah ada seorang guru yang siap menceramahiku. “Ceramah lagi.. ceramah lagi... nggak bosen-bosen ni guru?”
“kriiinnnggg....” tak terasa bel sekolah telah berbunyi dan itu adalah sebuah pertanda baik untuk siswa pemalas seperti ku. Aku dengan wajah penatku pun mulai terlihat keluar kelas, dan segera menuju ke halaman parkir sekolah.
Ketika sampai di halaman parkir aku pun disambut oleh seorang pria berumur 30-an yang sedang berlagak seperti Mr. Han dari Fast & Furious. Ya, dialah ayahku.
Dengan wajahnya yang berlagak keren dan setelan kaos simple ala bos-bos China, ayahku pun mengajak masuk.
“Get in..” (playing~”fast&furious Tokyo drift”).
Disaat aku dan ayah sudah sampai di gerbang pintu keluar sekolah dan akan menyebrang, tiba-tiba segerombolan kelompok mobil sedan menerabas dengan laju yang sangat cepat. Dan salah satu anggota dari kelompok mobil itu pun menabrak bagian depan si kebo bule, ayah ku pun marah melihat kebo kesayangan nya itu di serempet oleh segerombolan mobil sedan yang dikendarai oleh orang bodoh.
“Woe!! DJANCOOK!! BAJINGAN KOWE!!!”
“TIBAN TUNGKAK KU MATI KOE!!”
Ucap ayah dengan amarah yang tak terkendalikan, melihat semua kejadian yang sangat mengejutkan ayah. Hal itu ialah wajar, karena perjuangan yang dilewati ayah untuk membeli si kebo bule tidaklah semudah membanting pintu kamar.
Saat kecelakaan terjadi, driver mobil sedan yang menyerempet si kebo bule langsung keluar dari mobil sambil mendengar teriakan amarah dari ayahku. Driver itu menghampiri kami bukannya meminta maaf tetapi ia malah mendorong ayah hingga terjatuh ke aspal.
Ayah pun bangkit dan mendorong lagi si driver bodoh itu, akhirnya pertikaian terjadi.
Tak lama kemudian kelompok mobil sedan si driver bodoh itu datang menghampiri anggotanya. Mereka segera turun dan melerai pertikaian antara ayah dan driver bodoh itu, meskipun sudah terlerai tetapi mereka masih saling adu mulut. Akhirnya ketua kelompok sedan itu mengusulkan, “jika kalian memang ingin melanjutkan ini, lanjutkan dengan cara seorang pria dewasa.”
“ayo kita adakan perlombaan mobil!!”
Ayahku tanpa berpikir panjang langsung menyetujui usulan itu, begitu juga dengan si driver bodoh itu.
Keputusan telah tercapai si ketua kelompok sedan itu memberikan rules pertandingan, “perlombaan akan di adakan 3 hari lagi, di tol Trans-Jawa dengan start tol Cipali dan finish di Surabaya.”
Akhirnya sudah diputuskan semua persiapan tentang pertandingan itu aku dan ayah bergegas ke bengkel untuk memperbaiki kerusakan si kebo bule.
Keesokan harinya kami ke pusat kota jakarta untuk mencari sparepart penunjang kebutuhan pertandingan. Kami pun membawa pulang twin turbo, lampu tembak, dan beberapa sparepart untuk membantu remap ECU.
Sore hari setelah berbelanja, kami segera ke bengkel modifikasi untuk mensetting si kebo bule, versi dragrace.
Remap ECU, setingan cumi darat, lampu tembak seterang masa depan, dan tak lupa pemasangan Twin turbo kedalam tubuh si kebo bule. “Bodo amat yang pusing mekaniknya ini, yang penting kita mah terima jadi” ucapku sambil memikirkan bill modifikasi nya nanti.
Kini si kebo bule telah siap melintasi tol Trans-Jawa. Jangankan Trans-Jawa, Trans-Sumatera juga ayok aja bagi si kebo bule mah.
Hari pertandingan pun telah tiba, sepinya jalanan tempat yang akan terjadi sebuah penentuan kemenangan, dan dinginnya angin ditengah malam itu. Terjadilah sebuah pertandingan antara driver sedan bodoh dan seorang laki-laki berjiwa muda beraga tua, tak lain ialah ayah.
Aku dan ayah bersiap di pintu tol cipali, begitu juga dengan driver bodoh itu.
Pintu tol telah dibuka ayah pun menginjak gas, “Wwuuuuttt...stututututuu...” suara Twin turbo yang menggelegar dan kebulan asap layaknya seekor cumi darat. Kebo bule milik kami melesat kencang dengan kecepatan 300++Km/jam.
Ketika mencapai gerbang tol Kalikangkung aku diberikan surprise oleh ayah, ternyata ayah menambahkan satu set nitro. Walaupun gak bakal Kami pake juga sih, lawannya aja ampas.
Ketika sampai di garis finish aku pun menelpon si ketua kelompok sedan itu dan berkata bahwa aku telah sampai. Si ketua kelompok itu tak menyangka bahwa kami telah sampai jauh sebelum salah satu anggotanya. Akhirnya Si ketua meminta maaf atas kesalahan anggotanya dan mengajak ayah bergabung ke party house mereka di Surabaya, dan meminta agar di ajarkan hobi mesin diesel seperti ayah.
2jam setelah ayahku sampai ternyata si driver bodoh itu baru bisa sampai dengan kondisi mesin yang overheat dan kaca spion yang patah serta knalpot yang jebol akibat kebanyakan gaya, tenaganya gak ada.