Karya: Emilya Karla Yosari
Pukul 7 malam hari terdengar suara gadis berseragam rapih masih lengkap dengan atributnya tengah berbicara dengan ponselnya. "Iya ma..nanti aku mintain surat rekomendasinya." Ia bingung bagaimana cara mendapatkan surat tersebut.
"Permisi bu, saya mau tanya, untuk surat rekomendasi kampus yang waktu itu ibu janjikan, kapan bisa diambil ya bu?" Dengan nada pelan dan hati hati. Masih dengan ponselnya tersambung dengan wali kelasnya. "Surat? Oh nanti ibu kasih ke kamu, baru semester 2 awal loh ini" Terdengar suara wali kelasnya langsung mematikan panggilannya.
***
Kelas malam ini sungguh sepi, hanya menyisakan suara jarum jam. "Temen temen tolong perhatiannya sebentar" Sembari mengetuk papan tulis dengan penghapusnya.
"Buat besok dan kedepannya bu rina ga bisa masuk, beliau sakit, yang bakal gantiin buat sementara pak reza. Jadi tolong kerja samanya buat ga bikin keributan di dalam kelas." Seseorang mengangkat tangan
"sampe kapan bu rina ga masuk?" Reihena melirik ke arah anak tersebut. "Ga tau kapannya, tapi semoga bisa cepet sembuh dalam waktu dekat" ucapnya.Bel berbunyi setelah pengumuman kecil tersebut. Reihena mengucapkan terima kasih dan langsung meninggalkan kelas. Masih saja ibu rei dengan bertanyaan "kapan surat itu diberikan". Sejujurnya ia sudah muak dengan kalimat tersebut yang terus terlintas dikepalanya.
***
"Pagi rei" ucap teman sekelas rei sembari tersenyum. Ia membalas senyum tersebut lalu berjalan kearah tempat duduknya. Seseorang sedang berjalan ke arah kelas rei. "Pagi semua silahkan duduk di tempat masing masing, hari ini dan kedepannya bapak akan gantiin bu rina buat sementara, udah diumumin kan kemaren sama ketua kelas kalian. Sekarang silahkan buka buku paket nya halaman 59" Ucap pak reza guru di sekolahnya.
Ponsel rei bergetar, ia tersentak dari tidurnya langsung mengecek layar ponsel tersebut. Ternyata pak reza yang mengirim pesan kepadanya. "Rei, tolong turun dulu sebentar ke ruang guru." Itulah yang bertulis di layar ponselnya, ia bergegas menuju ruang guru perintah dari gurunya.
"Permisi pak bu" Mengetuk pintu dan masuk sembari menunduk sopan. "Bapak manggil saya pak?" Ucap rei. Terlihat gurunya sedang sibuk mengetik di laptopnya. "Eh rei udah disini, langsung aja bapak mau ngasih tau kamu kalo minggu depan bakal ada acara festival kecil kecilan khusus buat kelas 12. Kelas kalian kebagian tema horor, nah bapak mau kalian buat semacam mini game untuk kelas lain, jadi nanti kelas kalian membuat mini game dan kelas lain menjalankan misi mencari kunci untuk keluar dari gedung. Bapak cuma kepikiran kaya gitu, jadi selebihnya silahkan diskusikan dengan temen sekelas kamu" Ucap pak reza masih dengan laptopnya.Rei berjalan kembali menuju kelasnya dan dengan cepat mengumumkan tentang festival kecil yang pak reza omongkan kepadanya. "Teman teman tolong perhatiannya seben-" Terpotong oleh anak laki laki berambut coklat, "Mau umumin apa lagi, kita udah mau ujian akhir masih aja ada event kaya gitu" Ucap kevin, anak yang dikenal dengan konsistensi peringkat satunya. "Bisa tolong jangan dipotong dulu? Di sini gue mau ngasih tau ke temen temen semua kalo minggu depan ada festival kecil kecilan yang bakal diadain khusus buat kelas 12. Kata pak reza kelas kita kebagian tema horor, nah dia ngusulin buat bikin semacam mini game gitu, jadi nanti bakal anak kelas lain bakal nyari semacam kunci buat keluar dari gedung sma ini, tugas kita nakut-nakutin mereka. Katanya kelas siapa yang paling seru bakal ada nilai tambahan buat setiap anaknya" Ucap rei panjang lebar menyampaikan pengumuman yang tadi disampaikan pak reza.
"Menurut kalian gimana, mau make konsep ini ga?" Sambung rei. Teman sekelas rei mayoritas setuju dengan ide itu. "Gimana vin lo mau kan?" Ucap teman sekelasnya.
"Terserah gue ikut aja" ucap kevin dingin.
"Oke, berarti semua setuju ya. Decor akan kita mulai jum'at besok jangan lupa buat ngebantu karena ini festival untuk kita semua. Oke makasi semua perhatiannya"
Ucap rei lalu duduk di tempat duduknya tepat di depan meja guru.