Shift Malam

29 3 0
                                    

By: Satriaji Pamungkas



Bermula pada hari pertama ku bekerja, menjadi penjaga shift malam di sebuah cafe di tengah kota. Seperti biasa, aku bangun di jam 8 malam dan bersiap untuk pergi bekerja, saat sampai di cafe tersebut aku langsung bersiap untuk menjalankan shift malamku. Saat datang aku sudah di sambut oleh Kepala toko yang bersiap untuk pulang, karena sudah menyelesaikan pekerjaannya yang telah di ganti oleh diriku. Seperti biasa pelanggan datang untuk memesan minuman. Akupun melayani nya seperti biasa, sampai datanglah temanku yang bernama Della untuk mampir membeli sebuah Matcha Latte dengan roti, disitulah kami sedikit bercerita membahas tentang masalah pekerjaan "Lu tau ga sih Dell tadi pas gue baru dateng, kepala toko gue bilang kalo mantan gue dateng ke toko nyariin gue. Kok dia bisa tau gue kerja disini ya?" tanyaku. Saat asik mengobrol tiba-tiba lampu cafe padam "Lah mati lampu, sebentar ya Dell, gue nyalain generator dulu." Setau lampunya padam aku pun langsung berniat kebelakang untuk menyalakan generator. Saat menyalakan generator aku pun di kejutkan oleh bayangan seseorang yang sedang berdiri menatap kearah diriku. Aku pun langsung bergegas masuk kedalam cafe, di dalam cafe tersebut aku pun langsung bercerita ke Della tentang hal yang kualami tersebut. Setelah kejadian tersebut hari pertama dari teror shift ku baru saja dimulai.

Setelah itu aku pun langsung pulang dan menyelesaikan tugas ku dengan aman. Setelah shift pertama ku dengan keanehan, keanehan tersebut pun berlanjut hingga ke shift-shift ku selanjutnya. Pada hari kedua aku bekerja seperti biasa, aku pun pergi ke cafe dan bertemu dengan kepala toko dengan kumis caplangnya. Kepala toko itu pun pulang seperti biasa dan di gantikan oleh aku. Saat memulai shift, aku memulai pekerjaan dengan membuang sampah, mengganti display makanan, serta mencuci mesin yang kotor. Pelanggan pertama ku di shift kedua ini adalah Kepala Polisi bernama Herman yang sedang berjaga dan berniat untuk membeli kopi di tempat ku, ia berpesan untuk berhati hati karna akhir akhir ini ada laporan bahwa cafe yg ku jaga sering di pantau oleh seseorang yang tidak di kenal. Saat melanjutkan shift seperti biasa keanehan mulai terjadi, suara pintu kasir terus berbunyi saat aku mendatanginya tiba tiba, "Baaaaaaa hayolohh." ternyata Della yang mengerjai ku, ia mampir untuk membeli kopi dan pulang. Setelah selesai melakukan pekerjaan aku langsung bergegas untuk pulang, saat dalam perjalanan pulang ternyata mobil ku telah di sabotase oleh seseorang, aku pun langsung menepi kan mobil ku, saat keluar dari mobil aku terkejut karna melihat sosok misterius yang menatap ku lagi. Tanpa pikir panjang aku langsung bergegas untuk menyalakan mobil ku lagi, dengan kepanikan aku menyalakan mobil sambil memegang tumbler untuk berjaga-jaga bila orang misterius itu menyerang ku, syukurlah mobil ku menyala dan aku pun langsung menginjak gas dan pulang. Saat di apartemen aku langsung mengunci kamar dan bersiap untuk istirahat, shift kedua ku telah selesai dengan penuh syukur karna berhasil pulang dengan selamat.

Hari ketiga aku melanjutkan shift ku seperti biasa, dengan rasa muak telah di teror berhari hari aku pun datang lebih awal dan menanyakan rahasia cafe ini kepada Kepala Toko, dengan kesal aku menanyakan rahasia tersebut ke Kepala Toko, Awalnya kepala toko menolak tetapi setelah diancam ia pun akhirnya menceritakan hal yang sebenarnya bahwa orang misterius yang meneror ku adalah mantan pacar ku, ia sangat terobsesi oleh ku. Setelah mendengarkan cerita Kepala Toko aku pun langsung menanyakan kebenarannya Kepada Della, aku tau bahwa Della dekat dengan nya. Disitu Della pun menjelaskan bahwa mantanku tidak mungkin melakukannya, karna Della sangat tau aktivitasnya bahwa ia adalah seorang Manager Bank di dekat tempat cafe aku bekerja. Setelah mendengarkan itu aku pun berniat untuk menghampiri langsung mantan ku di tempat kerjanya. Saat menanyakan pada staff Bank ternyata ia sedang mengambil cuti selama 1 bulan dan pergi ke kota lain. Saat tau ia ternyata tidak ada di kota ini, aku curiga dengan kepala toko karna ia bilang bahwa mantan ku datang dua hari lalu sedangkan ia sedang tidak ada di kota ini. Setelah balik ke cafe aku pun langsung menggeledah isi cafe dan aku menemukan ruangan yang terkunci, disinilah Kecurigaan ku mulai kuat. Saat menjalankan shift seperti biasa orang misterius itu datang dan menaruh sebuah surat dimana isi surat tersebut adalah tentang rasa suka dan sayangnya terhadap diriku, saat membaca surat itu rasanya aku mau muntah. Ketakutanku mulai terjadi disaat aku sedang membuang sampah aku melihat orang misterius itu lagi yang sedang berdiri di samping toko. Karna sangat muak dengan teror yang terjadi aku pun berniat untuk cepat cepat pulang. Saat sampai di parkiran apartment aku kembali melihat orang misterius Itu lagi, kesekian kalinya ia mengikutiku. Karna sudah lelah dengan hal yang terjadi aku pun langsung menuju apartemen dan langsung menutup pintu dan beristirahat. Shift ketiga ku selesai.

Keesokan harinya shift keempat pun dimulai, saat datang di cafe aku tidak melihat kepala toko yang berjaga. Tanpa pikir panjang aku langsung mengerjakan tugas seperti biasa. Saat menjalankan tugas teror kembali di lakukan, lampu cafe padam dan aku melihat sosok orang misterius yang bersiap dengan pisau. Aku pun bersembunyi di Dalam basement yang ternyata basement tersebut menyambung dengan ruangan misterius tersebut. Alangkah terkejutnya diriku saat melihat isi ruangan tersebut penuh dengan foto dan kegiatan kegiatan harian ku, dan lebih terkejutnya lagi pelaku yang selama ini firasat ku benar yang melakukan teror tersebut adalah bukan mantanku, tetapi kepala toko yang sangat terobsesi dengan ku. Saat tau mulai terpojok aku pun langsung memanjat melalui ventilasi dan saat berada di rooftop aku melihat kepala toko yang sedang mencari diriku dengan pisau di tangannya. Tidak lama dari itu pak Herman datang dan menyerang kepala toko, namun naas saat pak Herman ingin menyerang kepala toko, ternyata kepala toko memiliki pistol dan menembak pak Herman, pak Herman yang tidak berdaya pun hanya bisa terkapar di jalan. Dalam keadaan hujan yang deras dan andrenalin yang kuat aku pun berniat untuk menyerang kepala toko dengan mixer yang ku pegang. Dari belakang aku menusuknya menggunakan mixer berulang kali, dengan rasa puas yang menggebu gebu badan ku bersimbah darah. Dan disitulah teror ku selama berhari hari akhirnya selesai.

Sebulan setelah kejadian tersebut, berita tentang kejadian penembakan yang terjadi di cafe tersebut menjadi perbincangan hangat hingga cafe tersebut di tutup untuk sementara waktu. Aku pun sudah tidak lagi bekerja di sana dan memilih untuk menjadi penulis novel, setelah kejadian tersebut Pak Herman naik jabatan sebagai ketua komisaris polisi, dan kepala toko di jatuhi hukuman penjara. Dan aku pun menjalani hidup seperti biasanya dengan aman, damai, dan yang pasti tanpa gangguan dari stalker gaib.

Tugas Cerpen B.Indo X.5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang