Setibanya Shanks ke dermaga. Semua pasang mata menatap gadis yang berada dalam rengkuhan Shanks, sebagian ada yang bertanya-tanya siapa gadis itu sisanya hanya terdiam mengamati. Hongou langsung menghampiri mereka, dan memintanya untuk segera membawa Sarah ke ruangannya.
Benn ikut menghampiri. "Biar aku saja yang membawanya," tawarnya.
Namun Shanks menolak, pria itu tidak menghentikan langkahnya, dan terus menaiki tangga. "Tidak usah. Aku saja." katanya, membopong tubuh anaknya dengan tangannya yang hanya tersisa satu.
Benn dan yang lain tahu betul tatapan apa yang Shanks beri. Perpaduan antara bahagia, sedih, marah, dan rasa bersalah. Hongou yang mengikuti dari belakang membukakan pintu ruangan medis dan Shanks membaringkan tubuh Sarah di ranjang. Hongou langsung mengeluarkan peralatan medisnya dan segera membersihkan luka di pergelangan tangannya, tak lupa menghentikan pendarahan di salah satu tangannya.
"Dia baik-baik saja kan?" tanya Shanks.
Pria itu membetulkan rambut Sarah yang menghalangi wajahnya. Sebuah bekas luka jahitan menarik atensinya, itu luka yang sudah lama sekali. Tidak akan pernah hilang meskipun dimakan oleh waktu. Shanks tersenyum getir, mengusap pipi anaknya lalu kemudian menghela napas panjang.
"Dia baik-baik saja Bos, mungkin aku harus memberikannya infus sebab dia mengalami dehidrasi." Hongou menjelaskan. Lalu mengeluarkan peralatan infus dan memasangkan jarum tersebut pada salah satu tangan Sarah.
Shanks hanya diam memperhatikan.
"Apa yang akan kau lakukan setelah dia bangun, Bos?" Hongou bertanya. Dokter itu telah selesai melakukan pekerjaannya.
Shanks terlihat berpikir keras. Kemungkinan saat gadis itu bangun, pasti yang pertama dia lakukan adalah protes, meluapkan emosinya dan mungkin dia masih menyimpan dendam padanya hingga akhirnya dia bisa saja mengambil pisau milik Hongou dan menusuk dadanya saat itu juga.
"Mungkin memberikannya makan. Perutnya berbunyi saat ku gendong tadi." Shanks tersenyum. Sepertinya anaknya itu lebih baik makan terlebih dahulu lalu bebas mau melakukan apa saja. Sekalipun Shanks babak belur, dia siap terima.
Ruangan medis terbuka, Benn datang dan menarik kursi di samping Shanks. "Kapal kita sudah berlayar menuju pulau Stars. Mungkin itu tempat yang cocok untuk bersembunyi."
"Bersembunyi?" tanya Shanks. Pulau Stars berada di Calm Belt, berbatasan dengan wilayah North Blue.
"Rumor jika kau memiliki anak, yang sempat berkeliaran di pulau Vista telah tersebar. Beberapa bajak laut dan pemburu bayaran mulai mengejarnya."
Shanks mengusap wajahnya kasar. "Apakah mereka sudah tahu wajah Sarah?" tanyanya.
Benn berdeham. "Di Dressrosa, Sarah bekerja sebagai karyawan di toko buku. Malamnya dia menjadi barista. Setiap Minggu dia selalu mengisi waktunya sebagai instruktur senam di alun-alun. Jadi bisa dibilang, dia cukup dikenal di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Home
FanfictionHidup Sarah tiba-tiba harus dipersulit saat orang-orang pengunjung bar menangkap basah dirinya adalah seorang anak dari kaisar laut; Red Hair Pirate. Padahal, Sarah sudah mati-matian untuk memutus hubungan dari seorang pria yang menyumbangkan sebagi...