Dalam perjalanan mereka menuju lokasi Sarah, Shanks dengan bodohnya mengonsumsi sake begitu banyak hingga membuat pikirannya melayang dan tertidur dengan begitu tragis. Beruntung kru kapal sangat memahami kebiasaan buruk sang kapten, dan membawa pria berambut merah itu ke kamarnya. Shanks tertidur dengan pulas, melupakan sejenak masalah yang tengah dia hadapi dan segudang kekhawatiran akan keselamatan Sarah. Dia tidak peduli sebenci apa anak itu, tapi Shanks tetap tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya sebagai ayah untuknya.
Sekarang yang Shanks lihat bukan lagi kamarnya, atau langit terik akibat tertidur di dek kapal. Melainkan yang dia lihat sekarang adalah seorang wanita berambut hitam panjang yang beberapa helai rambutnya berhasil mengenai wajahnya. Shanks menyentuh rambut tersebut, memperhatikan wajah yang terlihat sangat familiar tersebut.
Apakah ... Semua ini hanyalah mimpi panjang? Dia memiliki anak, kehilangan tangan, dan menjadi kaisar laut, itu semua adalah mimpi? Dan sekarang di hadapannya adalah Giselle yang sedang membangunkannya di pagi hari seperti biasa? Sial, gara-gara mimpi itu, dia jadi lapar dan ingin sandwich buatan istrinya itu.
"Giselle? Apa aku telat bangun?"
Shanks terduduk. Menatap wanita itu lekat-lekat. Tadinya dia hendak menyentuh wajah istrinya dengan tangan kirinya, namun tiba-tiba dia dikejutkan kala tangannya itu tidak ada. Shanks terdiam. Kini dia tersadar, di sekelilingnya hanya ada rerumputan luas tak berujung. Langit putih dengan beberapa gumpalan awan tercetak jelas di atas sana. Pandangan Shanks perlahan tertuju pada Giselle. Dia masih cantik seperti dulu, mata hitamnya, kulit putih berseri serta bibir merah merona itu masih sempurna seperti dulu.
"Gissy?"
Wanita itu tersenyum. Shanks perlahan menangis. Ternyata ini hanyalah mimpi. Merasa pria di hadapannya ini begitu hancur, Giselle akhirnya menarik Shanks ke dalam pelukannya, membiarkan pria itu menangis di dadanya seraya mengelus punggungnya yang bergetar. Shanks tahu ini hanya mimpi, tapi ini terasa sangat nyata.
"Tidak apa-apa, Shanks. Kau telah melakukan yang terbaik." Giselle mengecup pucuk kepala Shanks, menyesapnya sejenak seakan-akan mengobati rasa rindunya pada belahan jiwanya.
"Aku ... Aku membuatnya membenciku." Shanks mencoba untuk berbicara di tengah tangisannya. "Sarah ... Anak kita, dia membenciku! Bahkan ... Dia membenci dirinya sendiri."
Giselle mengeratkan pelukannya. Menepuk-nepuk punggung pria itu, agar setidaknya membuatnya merasa lebih tenang.
"Shanks, kau tahu itu hanya kesalahpahaman. Sarah tidak akan membencimu. Dia selalu mencintaimu, sama seperti aku mencintaimu."
Shanks mendongak, menatap wajah teduh tersebut. "Aku ... Takut gagal, Gissy."
Giselle tersenyum manis, sangat manis sampai Shanks tidak bisa mengatakan apa-apa saat wanita itu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibirnya dengan lembut, memberikan kembali ketenangan padanya. "Shanks yang aku tahu, adalah pria yang optimis. Sarah pasti akan kembali, dia pasti akan mendengarkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Home
FanfictionHidup Sarah tiba-tiba harus dipersulit saat orang-orang pengunjung bar menangkap basah dirinya adalah seorang anak dari kaisar laut; Red Hair Pirate. Padahal, Sarah sudah mati-matian untuk memutus hubungan dari seorang pria yang menyumbangkan sebagi...