10 tahun yang lalu.
Sarah terbangun saat dinginnya lantai menusuk tulang, perutnya terasa nyeri akibat rasa lapar yang dia tahan sejak tadi pagi. Anak itu mengubah posisi menjadi duduk. Menatap anak-anak seusia dirinya yang tertidur meringkuk dengan wajah gusar. Sepertinya menahan sakit dan lapar sekaligus, sama sepertinya. Sarah menyandarkan punggungnya ke dinding. Rasa dingin langsung mencium kulitnya dengan sadis. Tapi anak itu hanya diam. Dia sudah lelah melawan dan menangis akan nasibnya. Ini sudah lewat 6 bulan. Ayahnya berbohong.
Lebih dari setahun berlalu pun tidak ada tanda-tanda kehadiran ayahnya. Sarah ingin marah. Sarah ingin kabur, tapi borgol di leher membuatnya takut untuk melangkahkan kaki keluar dari area pulau. Tapi dari semua hal yang telah dia alami, Sarah hanya merasa kecewa. Kenapa ayah tidak datang? Kenapa lama sekali? Apakah ayah tidak akan pernah datang?
"Ayah ... aku mau pulang ... hiks!"
Kegiatan menangisnya digubris saat suara pintu sel terbuka. Seorang pengawal kastil datang bersama seorang budak seusia dirinya dan melempar tubuh anak tersebut hingga tersungkur ke lantai. Pengawal itu menatap dirinya sejenak lalu beralih ke arah catatan yang ada di tangannya.
"Siapa namamu?"
Sarah tidak menjawab, dia berhenti menangis dan beralih menatap pengawal tersebut dengan tatapan tajam. Dia benci mereka semua yang menjadikannya budak.
"Pergi!" usir Sarah.
Pengawal itu mendecih. Secara tiba-tiba dia menerobos masuk ke dalam sel dan menarik tangan Sarah hingga berdiri. "Kau masih bocah pun, sudah berani lancang ya?!" katanya. Kemudian menarik Sarah keluar sel.
Sarah terus-terusan memberontak, namun gagal menghentikan aksi pengawal tersebut. Dirinya pun terpaksa dibawa ke suatu ruangan, yang di dalamnya terdapat dua orang sedang memanaskan sebuah besi panjang yang di pangkalnya membentuk sebuah tanda cakar naga. Besi yang dipanaskan itu terlihat merah membara. Sarah mencoba untuk menghentikan langkahnya. Menahan kakinya untuk menghentikan tarikan di tangannya dan mencoba untuk pergi dari ruangan tersebut. Dia mulai teringat cerita dari seorang anak yang berada di sel sebelah. Punggungnya terluka oleh luka bakar yang membentuk simbol seperti tanda cakar naga.
Sarah mulai berteriak saat upayanya tidak membuahkan hasil. "Lepasin! Lepasin aku! Aku gak mau!! AKU MOHON!"
Sayang sekali, jeritannya tidak ada gunanya saat tubuh Sarah ditahan oleh dua orang dan pakaiannya disingkap sampai ke atas. Menampilkan kulit punggungnya yang kusam. Sarah meraung, kakinya dia hentak-hentakan, memohon agar mereka tidak melakukan hal tersebut padanya. Namun naas, sepersekian detik kemudian besi panas tersebut mencium kulitnya.
"AARGGHHTT!"
Sarah mengaum kesakitan. Teriakannya begitu menggema dan tidak ada satupun yang mau membantu.
Rasa panas menjalar begitu kuat. Sarah terduduk, air matanya mengalir dengan deras. Hampir 10 detik besi panas itu belum dilepas, asap sudah mengepul membakar kulitnya disertai bau khas kulit terbakar. Sarah tidak sanggup menahan sakit di punggungnya, matanya perlahan tertutup, dan dirinya pun terjerembab ke lantai bersamaan dengan besi itu yang terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Home
FanfictionHidup Sarah tiba-tiba harus dipersulit saat orang-orang pengunjung bar menangkap basah dirinya adalah seorang anak dari kaisar laut; Red Hair Pirate. Padahal, Sarah sudah mati-matian untuk memutus hubungan dari seorang pria yang menyumbangkan sebagi...