1. Hai.

79K 753 16
                                    







Ares Pov.




Bau asap rokok menyerbak diseluruh penjuru ruangan, suara dentuman musik begitu memekakkan telinga, gemerlap lampu laser menembak langsung ke arah mata, dan bau alkohol terasa begitu menyengat di indra penciuman, ya saat ini aku sedang berada di dalam sebuah club malam yang berada di jogja, hari sabtu malam memang biasa ku jadikan waktu hang-outku, melepas penat karena dari hari Senin hingga Jumat hal yang biasa ku lakukan adalah berkutat dengan tugas dan kegiatan kampus dan itu membuat kepalaku sakit.

“ Res”

Suara teriakan dan lambaian tangan temanku mengalihkan pandanganku, aku berjalan dari arah pintu masuk menuju table yang sudah mereka reservasi, entah aku yang terlalu kemalaman datangnya atau mereka yang sudah tidak sabar, aku melihat sudah ada dua botol minuman beralkohol yang di buka dan ku rasa yang satu tinggal beberapa tegukan lagi saja sudah habis.


“ Bengong aja lu, tenang ini masih ada satu botol nanti kalo kurang pesen lagi” Ucap salah satu temanku sambil berteriak ketika aku sudah duduk di table itu.

“ Buru-buru amat si lo, ini baru jam 12 satu botol udah abis” Ucapku ikut berteriak karena suara dentuman musiknya yang cukup keras.

“ Gapapa lah biar ntar kesananya udah enjoy” Ucapnya sambil tersenyum menyebalkan.

“ Ini kita ber2 doang? Yang lain mana?” Tanyaku pada laki-laki yang duduk di sebelahku.

“ Ber-empat kan kaya biasanya, ada Edwin sama Dave juga, lagi keliling kali nyari mangsa, atau mungkin mau nyewa kali hahahaha” Ucap laki-laki di sebelahku ini dan diiringi oleh tawanya, aku hanya memutar bola mata malas sambil menggelengkan kepalaku takjub, dengan kelakuan para sahabatku ini.


Namaku Aresta Gerladine Dewantara, aku mahasiswa semester 6 yang saat ini berkuliah dan tinggal di Jogja, kehidupanku cukup membosankan karena aku anak tunggal, dan aku hanya mempunyai sepupu tapi merekapun tinggal di Jakarta saat ini, papa-ku seroang pebisnis yang cukup kaya raya, dan berprinsip keras, perusahaannya berada dimana-mana tapi saat aku masuk kuliah kami sekeluarga pindah ke Jogja untuk mengembangkan bisnis papa yang ada di sini, meskipun kedua orang tua ku juga jarang dirumah dan lebih memilih menghabiskan waktu untuk pekerjaan mereka.




Aku anak perempuan yang dididik bak prajurit laki-laki, hingga merubah kepribadianku, aku lebih senang berpenampilan seperti laki-laki dengan model rambut juga yang tidak panjang dan tidak cepak juga, dan anehnya aku wanita special, dan bukan Cuma diriku yang seperti ini kakak sepupuku-pun juga seperti aku, kenapa di di akte kelahiran, dan semua data-data ku di tulis perempuan, jika papa menginginkan anak laki-laki, aku tak mengerti dengan jalan pikirannya itu.


Aku punya tiga orang sahabat dan mereka semua laki-laki, Ada Bara laki-laki yang duduk di sebelahku saat ini, Edwin laki-laki bermata keranjang tapi bisa di andalkan untuk mencari segala hal, dan Dave yang tak kalah keranjangnya dengan Edwin tapi cukup cerdik, memang kegiatan yang kami lakukan di ujung pekan tidak pernah berfaedah, clubing, atau main PS di rumahku.


“ Gue denger-denger ada yang baru disini” Ucap Edwin tiba-tiba datang dan menggeser dudukku, yup dia dan Dave sudah membawa dua orang perempuan yang entah dari mana mereka dapatkan.

“ Apaan baru?” Tanya bara aku hanya diam mendengarkan mereka.

“ Cewe-nya lah, Lo ga mau coba bar? Atau Lo res” Jawab Edwin kemudian menawarkan bara dan aku dengan nada meledek.

“ Enggak deh thanks, gue ga kaya Lo berdua burung ga bisa di jaga” Ucapku balik meledek mereka.

“ Yehhh lo kaya ga tau aja res rasanya burung pengen masuk ke dalam sangkar gimana Hahahaha” Ucap Edwin menyebalkan dan di iringi tawa oleh manusia yang duduk bersamaku saat ini.

Love In The Dark (GxG 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang