Year Three Harry Potter
Di station king cross Aislinn memeluk ibunya dengan erat. Anna membalasnya sama eratnya. "Aku akan membantu Sirius dan Dumbledore." Bisik ibunya. "Jangan khawatirkan apapun. Fokus pada pelajaran dan kehidupan remajamu. Jangan membuat onar, ingat kau memiliki tanggung jawab sebagai prefect." Ucap Anna sambil memberikan ciuman lembut di dahi putrinya.
Annalise kemudian berpindah ke Harry. "Harry, ingat jangan lakukan apapun yang berbahaya. Selalu beritahu saudarimu jika ada yang mengganjal. Jangan lupa kabari aku atau Sirius okay? Oh dan jangan macam-macam saat mengunjungi Hogmeade." Annalise berucap sambil memeluk Harry. Juga memberikan ciuman di kening anak laki-laki itu.
Harry tersenyum. "Aku akan melakukan nya Anna. Setiap akhir pekan dan selama aku di Hogsmeade aku memastikan tidak berbuat masalah apapun. Aku pergi menyapa Sirius sebentar." Harry pergi menyapa Sirius yang sekarang bebas beraktifitas tanpa di awasi oleh perawat lagi. Aislinn disisi lain berpamitan ke pada Ibunya.
"Aku akan pergi menyapa Molly mom," ucap Aislinn. Anna mengangguk membiarkan putrinya pergi menyala sahabatnya.
Annalise menatap putrinya tersenyum lebar ketika bertemu kekasihnya. Percy, tahun ke-tujuh itu membalas senyuman Aislinn dengan sama lebarnya. Anna seperti nya sudah memiliki seseorang untuk menjaga Aislinn suatu saat nanti, ketika dia tidak ada. Sedangkan putranya yang secara resmi di adopsi olehnya sibuk berbicara dengan ayah baptisnya dan paman nya yang sekarang menjadi profesor di Hogwarts.
Annalise mau tidak mau menatap Map Marauders itu dengan lirih. Itu adalah hal yang menjadi penghubung Harry dengan ayahnya James Potter selain kedua pria yang berada dihadapan Harry. Putrinya melakukan banyak hal luar biasa sendirian, dia mengubah hidup seorang anak dengan cara yang pantas di dapatkan. Satu kekhawatiran Annalise, dia tidak ingin putrinya kehilangan masa-masa remajanya hanya untuk menyelamatkan seluruh peradaban sihir. Dia bersyukur putri nya setidaknya memberitahukan nya, dia bisa membantu putrinya melakukan sesuatu.
Kereta mulai mengeluarkan bunyi sumpritan. Aislinn dan lainnya segera naik ke kereta. "Goodbye Mom!" Aislinn melambaikan tangan kepada ibunya yang tersenyum sendu menatap kepergian nya.
"Sampai jumpa, nak." Bisik Anna.
....
Aislinn duduk di bangku dekat jendela seperti biasa, hanya saja kali ini dia bersama Percy juga Oliver dan Penny. Diluar dugaan Aislinn hubungan mereka terjalin dengan cepat, mungkin karena kurangnya rasa bersalah pada Percy. "Jangan melamun." Percy berbisik.
"Aku sedang memikirkan sesuatu." Balas Aislinn.
"Ingin memberitahuku?" Tanya Percy.
"Tidak aku tidak ingin." Balas gadis itu sambil terkikik.
"Jam berapa aku harus ikut pertemuan Prefect?" Aislinn tiba-tiba bertanya.
Penny memandang nya dengan heran. "kau tidak memberitahuku bahwa kau menjadi Prefect!" Pekik nya. "Apakah Cho tahu?" Tanya Penny.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓𝐎𝐁𝐅𝐔𝐒𝐂𝐀𝐓𝐄ׂׂׂׂೃ‧₊›- 𝙋𝙀𝙍𝘾𝙔 𝙒𝙀𝘼𝙎𝙇𝙀𝙔 [HP]
FanfictionApa jadinya jika seorang gadis dari keluarga yang sama seperti kebanyakan penyihir berdarah murni lainnya mendapat mimpi tak terduga tentang masa depan? Akankah gadis yang memiliki kehidupan rata-rata seperti penyihir muda lainnya mampu berhasil men...