Bab 41 ; Melukis

14 1 0
                                    


Happy Reading

"
"
"

"Eungh..." ucap Ganeeta sambil mengulet

"Semesta aja mendukung banget kayanya" ucap Ganeeta melihat kearah luar balkon yang dimana sedang hujan deras

Ia segera bangkit dari tempat tidur untuk mengambil handphone

"Kamu kemana By?, biasanya selalu ucapin Good morning" Lesuh Ganeeta yang sedang menatap room chat

Disisi lain Ekadanta sibuk melukis, karena menurut dia dengan melukis bisa menumpahkan masalahnya dalam sebuah karya

"Ay kamu lagi apa ya " Gumam Ekadanta sambil menggerakkan koasnya

Setelah 30 menit akhirnya ia bisa menyelesaikan lukisannya

"Lukisan ini menggambarkan suasana hati gw saat ini" ucap Ekadanta

Lukisan ini menjadi simbol cinta gw kepada Ganeeta yang semakin menghabiskan waktu bersamanya akan tumbuh dengan sempurna, namun ada 1 hati yang tidak sempurna yaitu tidak mendapat restu bokapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lukisan ini menjadi simbol cinta gw kepada Ganeeta yang semakin menghabiskan waktu bersamanya akan tumbuh dengan sempurna, namun ada 1 hati yang tidak sempurna yaitu tidak mendapat restu bokapnya

Hujan pun reda, Ganeeta yang sudah siap pergi ke kampus dan ia tau bahwa ke kasihnya tidak mungkin menjemput

"Bun aku berangkat" ucap Ganeeta mencium tangan Bunda

"Bareng Ekadanta nak?" tanya Bunda

"Enggak Bun, dia lagi ada halangan hari ini jadi gak bisa jemput" Bohong Ganeeta

"Bunda udah masukin bekal di tas  kamu kan belum sarapan" ucap Bunda

"Ok, bun makasih" balas Ganeeta dengan senyum

Ganeeta mengambil motor kesayangannya, dan menancap gas dengan cukup tinggi

Tidak terasa di perjalanan ia pun sampai di kampus

Saat berjalan di koridor dengan tatapan lesuh seperti tak ada semangat hari ini ia pergi ke kampus, tiba-tiba ia terhenti ketika ada tangan yang menepuk bahunya

"Astaga" Kaget Ganeeta

"Lu kenapa sih kusut amat tuh muka, jalan tuh fokus nanti nabrak bahaya" ucap Kirana

"Ck... Dahlah gw lagi badmood" kesal Ganeeta

"Cerita sama gw, yang bikin lu badmood apa?" balas Kirana

"Ekadanta gak ngabarin gw pagi ini" ucap Ganeeta

"Dasar bucin lo, baru hari ini doang juga kemarin malam abis jalan sama dia harusnya happy" ucap Kirana

"Iya gw happy banget, tapi kemarin malam pas dia nganterin pulang ada perseteruan bokap gw sama dia" ucap Ganeeta

"To the point ke intinya, kok bisa" Penasaran Kirana sambil maniki sebelah alisnya

"Duduk situ dulu, gw bakal ceritain semuanya" ucap Ganeeta menarik tangan Kirana untuk duduk

Ganeeta pun menceritakan dari awal cerita sampai akhir, betapa terkejutnya Kirana

"Jadi gitu Kir" lirih Ganeeta

"Sebaik apa sih Lino sampai bokap lu sesayang itu dan kekeh banget atas perjodohan lu sama dia" ucap Kirana yang sudah ikut terbawa emosi

"Entahlah gw juga merasa bersalah banget sama Ekadanta, apa gw putus aja ya?" tanya Ganeeta menatap Kirana

"Udah gila lu masa dengan itu semua nyerah gitu aja, lebih baik bicarain baik² berdua sama Ekadanta" ucap Kirana

"Jangan ambil keputusan seenak jidat" kesal Kirana menyentil dahi Ganeeta

"Bisa gak usah nyentil juga, sakit nih" ucap Ganeeta sambil mengusap dahi

"Iyadeh sorry, dah masuk ke kelas lu nanti telat dihukum dosen aja" ucap Kirana

"Lu juga ya Jamet" ucap Ganeeta

"Mat met mat met, sorry gw bukan Jamet tapi bidadari" balas Kirana

Ganeeta hanyaa terkekeh melihat tingkah laku sahabatnya

TBC...

ETERNAL LOVE IN ART 📚 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang