9.

929 118 23
                                    

Minggu ujian telah tiba. Baik Ayden, Jisung, Chenle serta adik adik mereka tengah sibuk mempersiapkan ujian mereka masing-masing.

"Lo kalau belajar tuh jangan sks, Ji. Pusing sendiri kan sekarang!" Kesal Ayden kepada Jisung yang memang dari kemarin tidak mempersiapkan ujiannya dengan baik.

"Tau nih. Kan gue juga udah bilang, jangan main mulu! Gue bilangin Bunana baru tau rasa lo" saut Chenle yang juga ikut kesal.

Jisung yang mendapat omelan dari dua orang di depannya bukannya takut, ia malah menopang kepalanya dengan tangan kanannya dan memperhatikan keduanya sembari tersenyum.

"Gue tampol lu ya Ji!"

Jisung kembali terkekeh. "Lo pada kan punya otak diatas rata-rata, nah makanya ajarin gue. Jangan ngomel mulu" sautnya.

"Masalahnya lo tuh kalau diajarin gak pernah dengerin, gue sampe gedek sendiri" ucap Chenle memukul pelan lengan Jisung dengan pulpennya.

"Udah dong ngomelnya, kapan belajarnya?"

Ayden hanya menggeleng pelan, "lo baca baca dulu deh Ji. Lo pahami dulu, yang gak tau baru tanyain. Gak mungkin dong kita jelasin semuanya?"

"Iya iya" ucap Jisung yang kemudian mengambil catatan milik Ayden. Mereka bertiga belajar dari sore hari hingga pukul 9 malam.

"Kalian gak mau istirahat? Kepala kalian gak panas? Tuh Papa aja sampe lihat kepulan asap diatas kepala kalian" Tanya Guanlin yang sejak tadi melihat ketiganya fokus belajar. Bahkan mungkin kalau Renjun tadi tidak mengingatkan makan, mereka juga tidak makan.

"Nanggung, Pa" jawab Ayden

"Kalau Ji sebenarnya udah pusing banget uncle. Tapi kalau udahan, nanti nih dua betina ngamuk" saut Jisung yang langsung mendapat tatapan tajam dari Ayden dan Chenle.

Guanlin terkekeh, "istirahat dulu. Lagian besok ujian kalian siang kan? Masih bisa belajar paginya"

Ketiganya mengangguk, "10 menit lagi pa" pinta Ayden yang kemudian kembali fokus hingga sepuluh menit berlalu, mereka membereskan buku masing masing dan Jisung Chenle yang pamit untuk pulang.

"Mau cari angin dulu nggak le?" Tanya Jisung membuat Chenle menoleh.

"Jam berapa ini?"

"Setengah sepuluh. Yuk? Ke depan?"

"Mau di omelin sama Daddy?"

Jisung terkekeh, "hehehe enggak. Ya udah, pulang aja" ujarnya sembari mengusak kepala Chenle.

"Itu catatan gue bawa aja. Pelajari!"

"Iya sayangggggg"

Keduanya pun akhirnya berpisah, pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.

Ayden menyalakan ponselnya yang sedaritadi sore ia matikan agar fokus belajar, ternyata banyak pesan dan juga panggilan dari Amin yang belum terjawab.

Ayden menghela pelan, menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dan membalas pesan dari Amin. Tidak lama kemudian panggilan telefon dari Amin masuk ke ponselnya, membuatnya mau tidak mau harus mengangkat panggilan tersebut.

"Iya kak?"

"Sayang, kenapa dari sore gak bisa di hubungin?"

"Aku belajar kak"

"Kenapa gak ngabarin?"

"Gak sempet. Soalnya tadi Chenle Jisung langsung ke rumah"

"Ya udah, lain kali bilang ya? Aku khawatir"

Kisah Segitiga - CHENJI X AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang