23.

704 98 22
                                    

Chenle dan Jisung kini tengah berada di perjalanan menuju kampus Chenle. "Gue bilang juga apa, lo masih ngantuk kan?" Ucap Chenle yang melihat Jisung beberapa kali menguap.

"Enggakkk" elak Jisung.

"Tadi malem tidur jam berapa?"

"Jam 12"

"Boong. Orang gue lihat status online lo terakhir jam 3 pagi"

Jisung terkekeh mengusak pelan rambut Chenle. "Ngapain aja?" Lanjut Chenle.

"Main game sih"

"Bener?"

Jisung mengangguk membuat Chenle berdehem pelan. "Ada kabar dari Ayden gak?" Tanya Chenle.

Jisung menoleh kemudian menggeleng pelan melepaskan tangannya dari tengkuk Chenle dan kembali fokus menyetir.

"Nanti pulang jam berapa?" Tanya Jisung mencoba mengalihkan arah pembicaraan mereka.

Chenle berdecak pelan, "sorean. Tapi gue nanti mau cari buku dulu sama Felix"

"Gue anter"

"Lah? Gak usah lah"

"Kelas gue cuma sampe siang. Gue anter"

"Ah susah ngomong sama lo!" Kesal Chenle karena Jisung akhir akhir ini sangat keras kepala apalagi mengenai dirinya.

Di sisi lain, Logan berdiri di lorong kelasnya menatap lapangan yang penuh dengan teman temannya yang sedang menikmati istirahat dengan bermain bola atau sekedar duduk-duduk di tepi lapangan. Mingrui yang tengah berada di tepi lapangan bersama Hao menikmati minuman yang baru saja mereka beli dari kantin itu sontak mendongak kala Hao menyenggol lengannya sembari menunjuk Logan di atas sana.

"Logan kenapa ya? Galau bener dari kemarin" ucap Hao.

"Galauin Kakak gue kayaknya"

Hao menoleh. "Beneran ya?"

"Kayaknya.."

Mingrui kemudian bangkit, "gue temenin dia dulu ya? Kasian gue"

Hao hanya mengangguki ucapan Mingrui, ia akan membiarkan sahabatnya itu menghibur sahabat satunya.

"Diem diem aja. Kenapa lo?" Tanya Mingrui membuat Logan menoleh sejenak.

"Gapapa" sautnya kembali menoleh pada arah lapangan.

"Gak istirahat?"

"Enggak"

"Kenapa?"

"Gak laper aja" Mata Logan pun menangkap keberadaan Hao. "Lo ngapain deh kesini? Tuh Hao sendirian"

Rui terkekeh, "ya biarin sih" jawabnya. Rui kemudian menepuk pelan pundak Logan. "Gak usah galau, masih banyak jalan menuju hati kakak gue" godanya membuat Logan berdecak kesal.

"Chat gue gak dibales"

Rui kembali menoleh, "sabar aja. Gue juga kok. Kan Kakak lagi sakit, mungkin ya lagi istirahat" Logan hanya mengangguki ucapan Rui, keduanya kemudian sama sama diam menatap lapangan tanpa obrolan lagi hingga bunyi bel sekolah membuat keduanya masuk kembali ke dalam kelas.

Renjun keluar dari kamar Ayden mendudukan dirinya disamping Guanlin yang duduk di sofa. "Sabarrr.." ucap Renjun.

"Yang lo harus paham deh yang jadi gue rasanya gimana"

"Gimana sih Pa? Harus paham kayak gimana?"

"Gue khawatir"

"Terus lo kira gue gak?! Gue juga khawatir, Guanlin! Tapi apa ya lo gak mikir? Dia lagi di fase banyak penasarannya, kalau lo semakin mengekang dia, emang lo yakin dia bakal nurut? Kita kan juga pernah muda lin, jadi tau lah anak seusia dia lagi penasaran apa"

Kisah Segitiga - CHENJI X AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang