Ayden turun membawa bukunya, ia kemudian mendudukan dirinya di gazebo belakang rumahnya. Ia akan melanjutkan belajarnya hari ini disini, karena ia sendiri sudah cukup jenuh berada di kamar. Tidak lama Ayden melihat Logan muncul dari pintu pembatas rumah mereka.
"Kak Ayi, Rui udah berangkat belum?" Tanya Logan mendekat pada Ayden.
"Belum. Masih di kamar. Mau les ya?"
"Iya nih. Gue kira Rui udah berangkat"
"Belum kok. Tadi gue pas turun liat Rui masih di kamar"
"Oh ya udah, Logan tungguin disini aja. Kak Ayi mau belajar ya?"
Ayden mengangguk. "Iya. Kita kan sama sama mau ujian. Mau lanjut SMA di mana gan? Di yayasan yang sama lagi kayak gue dan yang lain?"
Logan mengangguk. "Iya kak. Lagian nanggung kalau cari SMA lain. Mending sekalian gak sih?"
"Iya sih, Rui juga kan sama lanjut disana"
"Masih pagi udah ngapelin kakak gue aja lo gan" saut Mingrui yang sudah membawa tasnya menuju belakang rumah mereka. Rencananya ia akan memanggil Hao dan Logan, namun ternyata Logan sudah lebih dulu berada di rumahnya.
"Lagian lo lama banget. Si Hao aja sampe jalan duluan"
"Lah? Emang udah berangkat dia?"
"Iya, katanya sekalian Ami Echan mau ke supermarket"
"Oh ya udah. Ayo berangkat kalau gitu"
"Kalian naik apa?" Tanya Ayden.
"Mau naik taksi online aja. Nanti baliknya sama Ami Echan sekalian"
"Gue anter aja"
"Jangan aneh aneh lo kak. Kalau dimarah Papa, gue gak ikut ikut ya?"
"Lagian gue juga udah punya SIM kan? Papa juga bolehin gue nyetir mobil"
"Ya udah boleh deh. Tapi kalau di marahin Papa, gue beneran gak ikut ikut ya?" Lanjut Mingrui
"Iya iya cil. Tenang aja" Ayden bangkit, ia mengambil kunci mobil milik Papinya di atas nakas, sedangkan Mingrui dan Logan menunggu Ayden di depan rumah.
Mereka bertiga melaju menuju tempat les Mingrui yang jaraknya sekitar 3km dari rumah mereka. Ayden menurunkan Mingrui dan Logan tepat di depan tempat les, setelahnya Ayden langsung melajukan kembali mobilnya menuju salah satu coffeeshop untuk membeli kopi sebagai teman ia belajar.
Ayden tidak berlama lama disana, setelah mendapatkan kopinya, ia langsung kembali pulang. Ayden memainkan ponselnya sejenak kala ia berhenti di persimpangan lampu merah, tidak lama lampu sudah berganti menjadi hijau dan membuat Ayden kembali melajukan mobilnya. Baru 10 meter ia melaju, mobil di depan Ayden tiba tiba berhenti mendadak.
Ckittttt brakkkk
Ayden yang melaju dengan kecepatan normal itu tidak bisa menghindari tabrakan kala mobil di depannya berhenti mendadak. Tubuh Ayden sedikit terpental karena ia mencoba mengerem mobilnya secara cepat.
"Sial!" Umpat Ayden. Ia mematikan mobilnya yang ia kendarai dan buru buru keluar untuk melihat separah apa kerusakannya, begitu juga mobil di depannya.
Bughhhh
Tubuh Ayden terhuyung ke depan kala seseorang memukulnya dengan keras dari belakang.
"Lo goblok atau gimana?! Lo gak bisa ngendarain mobil ya?!" Umpat orang yang memukulnya itu.
Ayden mengeram kesal, ia mengusap punggungnya yang sakit kemudian menoleh pada orang di belakangnya.
"Anjir! Ini mah kayak preman pasar gede" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Segitiga - CHENJI X AYDEN
Fanfic[Potongan Cerita Kisah Papa Papi] Hanya berkisah mengenai kisah sederhana tiga anak manusia yang sedikit terlibat kisah klasik cinta segitiga remaja. 🚨 BXB, homopobic dni!