Mingrui kembali ke kamarnya yang sudah ada Hao dan Logan disana. "Kak Ayi gapapa?" Tanya Logan sedikit khawatir.
"Gapapa. Emang dia kenapa?" Tanya balik Rui.
"Patah hati? Sedih?"
Mingrui menggidikan bahunya dan mendudukkan dirinya di kursi meja belajarnya.
"Eh ayo! Ini mana tugas lo?!" Tanya Hao memotong obrolan mereka.
"Ck! Nih buku udah di depan lo" jawab Mingrui sembari menyentil pelan kening Hao membuat Hao berdecak kesal.
Di lain sisi, Jisung mengejar Chenle keluar rumah Ayden.
"Sayang" panggilnya namun tak di hiraukan oleh Chenle.
"Le, Chenle?" Panggilnya lagi membuat Chenle menoleh.
"Apa?"
"Ikut gue yuk? Nanti gue jelasin" lanjut Jisung sembari menarik tangan Chenle.
"Kemana?"
"Ikut aja dulu, ya?"
Chenle menghela kemudian mengangguk pelan. Jisung kemudian membawa Chenle ke salah satu warung makan favorite mereka. Ia memilih duduk sedikit menepi untuk menghindari keramaian.
"Jangan lama lama. Nanti Daddy nyariin" ucap Chenle
Jisung menoleh, ia menarik satu tangan Chenle. "Kamu jangan salah paham ya tentang masalah tadi?"
Chenle mengerutkan keningnya. "Salah paham gimana? Lo sama Ayden?" Tanyanya yang diangguki Jisung.
"Kenapa gue harus salah paham? Kalian kan cuma SAHABATAN?" Lanjutnya sedikit menekankan kata di akhir.
Jisung terdiam sejenak kemudian mengangguk. "Jangan salah paham ya?"
Chenle hanya mengangguk, ia kemudian memainkan ponselnya. "Boleh taruh dulu gak hpnya?"
"Kenapa?" Tanya Chenle tanpa menoleh.
"Kita lagi berdua, aku maunya kamu fokus ke aku"
"Hm" Chenle kemudian menyimpan ponselnya di saku.
"Ayden putus sama kak Amin?" Tanyanya
"Gak tau? Kayaknya iya"
"Gue rasa dari awal hatinya Ayden udah bukan buat kak Amin" lanjut Chenle tanpa menoleh.
"Maksud kamu gimana sayang?"
Chenle menggidikan bahunya. "Dia suka orang lain. Yang jelas bukan kak Amin. Kak Amin cuma pengalihan perasaan dia"
Jisung terdiam, ia tidak mengerti maksud Chenle sesungguhnya. Chenle tertawa pelan. "Udah gausah dipikirin" lanjutnya kemudian mulai melahap nasi goreng yang mereka pesan tadi.
Sedikit kembali ke belakang sekitar satu tahun yang lalu, tidak ada yang tau pasti bagaimana perasaan ketiganya yang sebenarnya. Bahkan mereka bertigapun sama sama meragukan perasaan yang mereka rasakan masing-masing. Apa benar perasaan yang mereka rasakan kini itu nyata atau hanya karena mereka sudah terbiasa bersama.
Jisung tidak pernah merasakan perasaannya sebimbang ini, hingga malam itu pandangannya terhadap Ayden mulai berubah. Malam itu hujan turun dengan derasnya disertai angin dan petir yang membuat siapapun akan takut untuk keluar rumah.
Jisung mematikan televisi yang ia tonton kala Jaemin turun bersama dengan sang suami, Jeno dan menyuruh anak sulungnya mematikan televisi.
"Ujannya gede banget deh Dad. Untung kita gak jadi pergi" ucap Jaemin kepada Jeno.
"Iya ya bun. Kayaknya ujan ujan gini makan mie rebus enak ya?" Saut Jeno.
"Adek mau donggggg" saut Logan yang juga menginginkan mie rebus sama seperti Daddynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Segitiga - CHENJI X AYDEN
Fanfiction[Potongan Cerita Kisah Papa Papi] Hanya berkisah mengenai kisah sederhana tiga anak manusia yang sedikit terlibat kisah klasik cinta segitiga remaja. 🚨 BXB, homopobic dni!