19.

1.2K 161 47
                                    

Hampir satu minggu waktu yang Chenle butuhkan untuk menenangkan diri dan pekan depan ia sudah harus mulai masuk di perguruan tinggi. Dengan langkah berat Chenle menuruni anak tangga dan bertemu dengan Mark dan Haechan yang tengah berada di ruang keluarga.

"Daddy" panggil Chenle membuat Mark yang tengah membaca buku pun menoleh.

"Kenapa kak?" Tanyanya.

Chenle mendudukan dirinya disamping Mark. "Kakak boleh gak tinggal sendiri? Cari tempat tinggal di dekat kampus kakak?" Pintanya.

Mark sontak mengerutkan keningnya. "Kenapa? Kampus kamu sama rumah kita gak sampai satu jam"

"Kakak cuma pengen lebih dekat aja Dad"

"Gak ada alasan lain?" Saut Haechan.

Chenle menghela. "Itu juga.."

"Gak ah. Daddy gak setuju"

Chenle sudah duga jawaban apa yang akan ia dapat dari Daddynya. "Satu semester aja Dad. Kakak mohon.. kakak kan gak pernah minta yang aneh aneh ke Daddy"

"Dad, turutin aja gimana? Kakak kan juga pasti capek, ya meskipun jaraknya masih tergolong dekat tapi kan disana langganan macet" bujuk Haechan.

"Enggak"

"Dad.. please" lanjut Chenle memohon. Mark menarik nafas dalam dan berdiri.

"Daddy pikirin dulu" ucapnya kemudian kembali ke kamarnya.

Haechan menepuk pelan pundak Chenle, anak sulungnya ini sudah meminta ijin kepadanya terlebih dahulu kemarin. "Tenang, Ami bantuin" ucap Haechan yang diangguki Chenle.

Chenle menyandarkan kepalanya sejenak di sofa, ia kemudian mengambil ponselnya dan menelfon Jisung. Sudah satu minggu ini ia meminta Jisung tidak menghubungi atau menemuinya, hingga ia kembali menelfon Jisung dan meminta kekasihnya itu menemuinya di taman depan.

"Sayang" panggil Jisung menghampiri Ayden.

"Gue gak mau basa basi" ucap Chenle membuat Jisung mengerutkan keningnya.

"Gue mau kita putus." Lanjut Chenle dengan raut serius membuat Jisung terdiam. "Gue gak bisa lanjutin hubungan sama orang yang gak tau kemana arah hatinya. Gue udah kasih lo kesempatan buat mikir, tapi menurut gue keputusan gue ini udah terbaik"

"Le, jangan gini. Kita bisa omongin semuanya baik baik"

"Enggak! Emangnya lo gak sadar kalau udah nyakitin gue? Gue gak bisa bahagia kalau sama lo Ji. Lo udah nyakitin gue gak sekali dua kali. Gue gak bisa gini terus"

Jisung diam menatap Chenle yang menatapnya serius. "Mari kita akhiri semuanya sampe sini Ji. Lo sayang gue kan? Kalau lo sayang gue, biarin gue lepas dari lo dan cari bahagia gue sendiri"

Jisung mendekat namun Chenle memundurkan langkahnya. "Gue mohon jangan siksa gue dengan semua ini Ji. Gue gak bisa bahagia kalau sama lo" lanjutnya membuat Jisung kembali terdiam.

"Kita putus. Biarin gue sembuhin luka gue yang udah lo sama Ayden buat. Lo sama dia masih sahabat gue, tapi ijinin gue buat tata kembali hidup gue tanpa lo" Chenle menarik nafasnya dalam sebelum ia berbalik dan meninggalkan Jisung yang masih terdiam.

Chenle masuk ke dalam rumahnya dan mendapati Mark sudah duduk kembali di sofa dengan tangan yang ia lipat di dada.

"Daddy gak ijinin kamu ngekos kak. Tapi Daddy ijinin kamu buat tinggal sama Grandpa Granda sementara" ucap Mark membuat Chenle menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Kalau Daddy gak ingat hubungan persahabatan Ami kamu sama orang tua mereka, udah Daddy habisin itu Jisung" lanjutnya membuat Chenle langsung memeluk erat Mark dan menjatuhkan tangisnya yang sedaritadi ia tahan.

Kisah Segitiga - CHENJI X AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang