8//Gagal

9.3K 767 160
                                    

Beberapa orang membenci kegagalan. Tapi suatu saat dia akan menyadari bahwa kegagalan adalah cara Tuhan untuk mengingatkan manusia, bahwa jalan yang dia ambil itu salah

Flashback

Dengan langkah pasti Bela berjalan menuju Aula, dengan mengendap-endap.  Mencoba menghubungkan ponselnya dengan layar proyektor. Lalu berlari meninggalkannya. 

Sebuah pesan tertempel di mading, sebuah tulisan dengan huruf kapital .

KEBENARAN TENTANG MALA AKAN TERUNGKAP DI AULA

Membaca pengumuman itu, semua berbondong-bondong menuju Aula. 

Apa lagi ini?

Jangan-jangan hoaks lagi kayak dulu

Iya, tapi gue kepo

Iya sama

Ke sana dulu aja deh.

Bela tersenyum mendengarnya.  Ia sengaja tak ikut ke Aula, karena tak mau di curigai. Dia memilih berada di dalam kelas, membuat teman-temannya tak membaca mading itu agar mereka tetap di sini bersamanya. Lalu berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

Dari jarak jauh dia menyalakan rekaman video yang dia kumpulkan belakangan ini. Dia membayar seseorang untuk mengabari situasi Aula. Setelah semua terkumpul baru dia menyalakan rekaman itu. Dia bukan Rakha yang dapat mengakses CCTV jadi tak tahu apa yang terjadi di aula. Hingga ketiga sahabat MAla mendatanginya, dan melabraknya.

"Kini saatnya pura-pura jadi orang yang tersakiti" batinnya.

Adara hampir saja menghajarnya jika Afan tak datang tepat waktu, dan membawanya pergi. 

Rencana gue berhasil, gue mau pastiin dulu.

"Gays gue ke kamar mandi dulu ya sebentar?" Bela meminta ijin pada teman-teman segeng nya. Teman-temannya mengiyakan, sebenarnya lebih ketidak peduli karena dari tadi mereka sibuk bergibah.

Bela berjalan menuju ke arah lain, kantin. Dia merasa sedikit aneh.

"Apa yang terjadi?" Bela berjalan berkeliling, bukan sebuah hinaan tapi malah pujian yang dia dengar dari beberapa orang.

"Mala cantik ya ?" ucap seorang anak.

"Iya dari kecil udah cantik, makanya Rakha klepek-klepek ya . Hahahaha"

"Ngga nyangka ya ternyata mereka sahabat kecil"

"iya, mana jadi pacar sekarang"

"iih pengen, ada ngga sih sahabat kecil gue yang kayak Rakha?"

"Ngimpi looo"

"iya ngehalunya ketinggian"

Obrolan yang Bela dengar, membuatnya semakin penasaran. Tak ada cara lain. Dia harus ke aula untuk memeriksa. Dia tidak mungkin salah, semua sudah dia atur sedemikian rupa.

Bela berjalan menuju aula. Matanya berkeliling mencari waktu yang tepat untuk masuk tanpa diketahui. Tepat setelah dia berada di dalam, pintu Aula tertutup.

Bela terkejut saat melihat siapa yang berdiri di belakangnya.

"Kenapa? terkejut?" ucap Adara yang berdiri di samping Afan . Ada Vio, Cantika, Gibran dan Eby.

"Ngga ?"

"Kenapa lo ke sini? mau ambil HP ini?" Ebi menunjukkan sebuah ponsel kepadanya.

"Kalian ngomong apa? aku ngga ngerti" Bela berkelit 'yaudah aku meu ke kelas dulu!" Bela mencoba kabur, tapi Cantika dan Gibran berdiri di depan pintu untuk menghalangi.

My Good Girl Mala (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang