27// Gagal

8.2K 677 534
                                    

BRAK

Rakha menggebrak meja dihadapannya.

"Bukankah lebih banyak yang lebih pandai dari saya!" wajah Rakha memerah menahan kesal.

"Tapi ini sudah menjadi keputusan semuanya"

Dia melirik ke arah gadis yang berdiri di samping Kepala Sekolah. Melihat Rakha menatapnya, dia mencoba memberikan senyum. Tapi Rakha malah membuang mukanya.

"Saya tidak setuju! pilih Gibran saja untuk menggantikan saya, dia lebih pandai!" Rakha keluar dari ruangan menutup pintu kasar. Sambil melangkah pergi menuju rooftop. Sengaja, dia tak mau kekesalannya ikut mempengaruhi mood Mala.

Jam istirahat tiba.

"Kok lama sekali, ada apa ya?" Mala menuju ruang Kepala Sekolah untuk menemui Rakha. Tapi di sana tak ada siapapun. Mala tahu harus mencari ke mana. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.

"Mala" gadis yang di tolongnya tempo hari memanggilnya.

"Ya." Jawab Mala.

"Maaf aku belum mengucapkan terimakasih tentang kemarin"

"Oh iya ga papa santai aja!" Mala merasa sedikit canggung berbincang dengannya.

"Ohya bisa minta tolong bujuk Rakha tidak?"

"untuk?"tanya Mala sambil mengernyitkan dahinya.

"Dia terpilih untuk ikut olimpiade matematika mewakili sekolah!" ucapnya sambil tersenyum manis.

"Oke, nanti aku coba"

"Makasih ya?" gadis itu berlalu pergi. MAla melanjutkan langkahnya.

"Ck ... malas gue harus bersikap manis pada gadis itu!"gumam Ziera setelah kepergian Mala. "Tapi ngga papa! yang penting rencana gue berhasil!" sudut bibirnya tertarik ka etas.

Mala menaiki satu persatu anak tangga dengan hati-hati. Rasa nyeri di perutnya suka terkadang muncul jika dia melakukan gerakan yang tiba-tiba. Benturan keras di perutnya saat kecelakaan kemarin penyebabnya. Memar di perutnya belum juga menghilang. Untung saja tidak ada cidera serius pada organ dalam tubuhnya. Mala membuka pintu rooftop, di lihatnya Rakha yang sedang tidur di sofa dengan lengan menutupi matanya.

"Dia pasti sedang kesal!" batin Mala. Dia tahu sifat suaminya. MAla tahu Rakha sengaja menghindarinya sambil meredam emosi. Mala tersenyum menghampiri.

"Hei, Kha kamu kenapa hm?" tanya Mala sambil membelai lembut rambut suaminya. Rakha menyinkirkan tangannya dan beralih menggenggam tangan Mala. Lalu mengecupnya lama. Sambil berusaha menetralkan pandangannya pada cahaya yang masuk. Rakha bangun dari posisi berbaringnya.

"sudah istirahat ya?" Ia menarik Mala untuk duduk di sampingnya. Dan langsung memeluk tubuh gadis itu.

"Aduh!" rintih Mala. Ternyata Rakha menariknya agak sedikit kencang membuat hentakkan yang mebuat nyeri perutnya muncul sesaat.

"Kenapa sayang?" Rakha terkejut saat mendengar Mala merintih. "Mana yang sakit?" Rakha memeriksa tubuh Mala.

"Udah ngga papa! Tadi pas kamu tarik buat duduk perutnya sedikit sakit, tapi ini sudah sembuh kok!" jawab Mala sambil tersenyum.

"Maaf ya La aku lupa!" Rakha merasa bersalah, sambil membelai perut sang istri "masih sakit ngga?"

"Udah engga" Mala menyinggirkan tangan suaminya dan menggenggamnya. Satu tangannya terulur membelai lembut pipi Rakha sambil tersenyum. Tatatpan mereka bertemu. Tatapan teduh dari Mala seketika mampu menghilangkan rasa gundah dan kesalnya dlam seketika. Rakha memutus pandangan mata mereka lalui menjatuhkan kepalanya dipangkuan Mala. Dengan wajah menghadap perut gadis itu, dia sempat menciumnya sesaat sebelum melingkarkan tangannya dipinggang Mala.

My Good Girl Mala (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang