Bab 24// PERSYARATAN

7.8K 886 556
                                    

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada __ Supardi Djoko Damono

"APA??"Suara Rakha terdengar sampai ke luar  ruangan. 

"Kita ke kebun yuk, nyalain kembang api!" Dara mencoba mengajak Mala dan teman-temannya untuk berpindah tempat.

"yuk Dar, lama aku ngga nyalain kembang api!" sahut Salma sambil menggandeng tangan Saskii. Mereka menggiring anak-anak itu untuk kembali melanjutkan acara mereka. Kembali berkumpul ke halaman.

Di ruangan itu kini hanya ada Leon , Fatir dan Rakha. Rayen hendak ikut pergi tapi Leon menahannya.

"Kamu di sini aja Ray!" Rayen menelan ludahnya kasar. Dia bersiap masuk dalam perdebatan sengit ayah dan anak ini.

"Pah jangan gitu lah?" persyaratan itu terasa berat bagi Rakha.

"Terserah kamu, kalo kamu ngga mau kita batalkan tournya!" ucap Leon sambil melirik ke arah Fatir. Fatir hanya diam menganggukinya. 

"Ckk! Rakha janji ngga bakal ..."

"Kita ngga percaya, pokonya kalo kamu ngga setuju kita cancel" Rakha menarik nafas malas. Pasti banyak yang kecewa jika wisata ini gagal.

"Ini semua juga gara-gara Rayen!" gumam Rakha , tapi masih di dengar semua. Rayen melotot saat mendengar namanya disebut. Menatap rakha jengkel! Rakha pura-pura tak melihat. Kepalang tanggung. Memang sumber dari segala sumbernya memang Rayen sampai 'itu' terjadi.

"Apa maksudnya Ray?" Leon menatap Rayen meminta penjelasan. 

"Ray ngga tahu om, kan Ray di Singapura waktu itu" Rayen membela diri. Jantungnya sudah berdebar-debar. Takut terseret dalam masalah ini dan ikut menerima hukuman.

"Lo di Singapur  tapi lo susun rencana buat ngerjain gue lewat Nio kan?"Rakha menatap Rayen sinis sambil tersenyum miring. "Ngga akan gue biarin lo lolos Ray!" batinnya.

"Lo ngomong apa sih Rakh, ngga om ngga ! Rakha ngawur" Rayen sudah keluar keringat dingin "Awas lo Rakh!" 

"JAngan mungkir lo Ray!" 

"Tidak usah berdebat, sekarang jelasin!" Leon mematap kedua pemuda itu dengan melipat kedua tangan di dada.

Rakha mulai menceritakannya. Leon dan Fatir mencoba menahan tawa. Mereka tak ingin kehilangan wibawa di depan kedua pemuda itu.

"Oh jadi semua ini rencana kamu Ray?" Rayen mengangguk, dia tak bisa mengelak lagi.

"iya om maaf, Ray nggk tahu kalo akan seperti ini kejadiannya" Sebenarnya Leon dan Fatir paham , hal semacam ini pasti akan terjadi. Karena mereka juga pernah muda. Mereka juga pernah merasakan gejolak jiwa remaja.

"Oke semua telah terjadi, apapun dan bagaimanapun kalau kalian ingin wisata ini tetap jalan, ikuti syarat dari kami" Sepertinya rakha memang harus pasrah menerima hukumannya.

"Iya Pah!"

"Lagian cuma seminggu kok!" ucap Leon. "Ohya satu lagi! sebagai hukuman buat kamu Ray" Leon menghentikan kalimatnya sesaat.

"Kamu om tugasi buat mengawasi Rakha, kalau sampai dia melanggar, om akan beri sanksi pada kalian berdua" Rakha dan Rayen saling pandang.

"Oke fix, sekarang kita mau nyusul anak-anak, mau ikut nyalain kembang api ya ngga Tir"

My Good Girl Mala (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang