29// Kerjasama

7.6K 765 562
                                    

Jauh darimu adalah hal terberat dalam hidupku.


Mereka bersiap berangkat. Rakha memimpin di depan. 

"kita harus cepat!"

"Apa lo yakin ini bukan jebakan Rakh?"

"Gue yakin!" tegas Rakha "Cinta gue memanggil, gue yakin Mala yang memberikan petunjuk ini" Rakha memberikan ponselnya pada Naufal. Sebuah lokasi.

"Berapa waktu tercepat yang kita butuhkan untuk sampai sana?" 

Naufal mulai membaca peta. Dia mencari jalan dengan jarak terdekat.

" Dua puluh menit ! ikuti gue" hanya dengan sekali liat. Dia sudah tahu jalan mana yang akan mereka lewati. Naufal si kompas hidup Zero. Ia memimpin rombongan , mereka melaju dengan kecepatan tinggi.

"kakak ipar tunggu kami"

Beberapa waktu sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa waktu sebelumnya.

"Gimana sudah kalian tentukan siapa yang akan pergi kali ini?" Ketiga gadis itu saling berpelukan, persamaan nasib telah membuat mereka merasa menjadi keluarga,.

" Gue aja!" Mala menawarkan diri, Vio terkejut.

"Ngga La ! kamu baru pulih!" Vio melarang ide sahabatnya itu.

"Gue yakin Rakha dan kawan-kawan akan segera datang, gue cuma mau mengulur waktu" ucap Mala setengah berbisik.

"Maaf bos menginginkan lo tetap di sini pilih salah satu di antara mereka!" tunjuk lelaki itu kepada keempat gadis selain Mala. Mala memberi isyarat pada Vio untuk maju. Vio paham, Mala pasti merencanakan sesuatu.

"Bawa gue!" Vio mengajukan diri.

"Hmm, boleh juga, gadis ini pasti mahal!" ucap salah satunya. "ganti baju lo, ini!" lelaki itu memberikan gaun kepada Vio. Lelaki itu berpindah ke ruangan lain.

"Maaf?" ucap Meyta . Dia merasa bersalah, tapi dia juga tak punya keberanian untuk menggantikan VIo.

"Terimakasih kalian udah mau berkorban, maaf" sahut Zahra sambil menangis. Begitu juga Syaya, tak ada yang bisa mereka lakukan saat ini selain menangis.

"Jangan menangis, tunjukkan kalau wanita itu bukan makhluk lemah." ucap Mala. Mala benar. mereka menghapus airmatanya. Sembari menunggu Vio berdandan dan mengganti pakaiannya.

"Berapa jumlah mereka saat membawa para gadis?" 

"Kita kurang paham, jumlah mereka banyak La, tapi hanya 4 sampai 5 orang yang menjemput ke sini, sisanya mungkin menunggu di atas" ucap Syasya Mala mengangguk-angguk.

"Kita akan melawan, Gue butuh bentuan kalian!" gadis itu terkejut dengan perkataan Mala bagaimana mungkin mereka mampu. 

"Percaya pada Mala mungkin ini satu-satunya kesempatan kita" sahut Vio yang sudah siap. Ketiga gadis itu mengangguk yakin. Mala mulai membisikkan rencananya.

My Good Girl Mala (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang