16// Tercipta Untukku

7.8K 720 461
                                    


CUP

Rakha tersentak kaget saat Mala mencium pipinya singkat. Matanya terbuka sesaat lalu kembali terpejam. Rakha tak bergeming. 

Ia menarik wajahnya menjauh, memegang pipinya yang memerah. Ada desiran aneh memasuki relung hatinya. Irama jantungnya berdetak tak beraturan.

"Sial!" umpatnya.

Mala belum juga melepaskan tangannya. Rakha terduduk di lantai bersandar pada ranjang tempat Mala tertidur. Rasa kantuk tiba-tiba menyerangnya. Dia tertidur dalam posisi terduduk. Dengan tangan yang masih saling menggenggam.

Mala membuka matanya perlahan. Dia mencoba mengumpulkan ingatannya. Melihat sekeliling ruangan tempatnya berada. Tak asing. Bibirnya tersenyum. Ini di kamar Rakha. Dia merasa tangannya terasa hangat dalam genggaman suaminya. 

"Kha ! bangun" Mala mencoba membangunkannya. Tak tega, dia melihat Rakha tertidur dengan posisi seperti itu. Rakha hanya menggeliat. Lalu kembali tertidur. Mala berusaha menariknya agar mau pindah ke ranjang. Ia berniat pindah ke sofa agar Rakha tidur nyaman di kasurnya. 

Perlakuan Mala membuat Rakha sedikit terusik. Dia bangun lalu menjatuhkan dirinya ke kasur. Tepat di samping Mala. Mala tak sempat menghindar, Rakha menariknya lalu memeluknya, menjadikannya guling.

Bahagia? Tentu saja! Lama ia merindukan saat -saat ini. Terlelap dalam dekapan hangat suaminya. Biarlah seperti ini, meski nanti saat terbangun semua akan kembali seperti semula. Rakha yang dingin, yang melupakannya tanpa sisa. Mala menenggelamkan tubuhnya dalam dekapan erat suaminya. Memeluknya dan ikut terbuai ke alam mimpi. Mendengarkan detak jantung Rakha seperti alunan musik indah penghantar tidurnya.

KRIIING

Kedua sejoli itu menggeliat hampir bersamaan. Mereka sama-sama belum sadar. Mala masih enggan berpaling. Dia tak membiarkan celah di antara mereka berdua. Dia kembali merangsek masuk ke dalam dekap hangat sang suami. Rakha pun begitu, dia tidak tahu jika saat ini dia sedang tertidur sambil memeluk seorang gadis. Dia hanya merasa hangat saat sama-samar dia mencium bau vanila. Bau yang tak asing di indera penciumannya. 

Rakha membuka matanya, dilihatnya wajah seorang gadis yang sangat dekat dengan wajahnya. Matanya terpejam dengan wajah mendongak ke arahnya. Rakha tersenyum. Lalu, entah mengapa, tanpa sadar dia mencium singkat bibir gadis itu.

"Manis" gumamnya. Lalu kembali memejamkan mata dan menarik kepala gadis itu ke bersandar di dadanya. 

Hening. Mata Rakha tiba-tiba terbuka. Dia terdiam beberapa saat untuk mencerna apa yang dia lihat dan dia rasakan. Mengingat apa yang baru saja dia lakukan. Dia terlonjak kaget, dan menarik tubuhnya menjauh. Membuat Mala ikut terbangun karena terkejut.

"Gadis aneh, apa ... apa yang lo lakuin di tempat tidur gue !" Rakha seketika berdiri. Mala mengerjap-ngerjapkan matanya bingung.

"Lo kan yang bawa gue ke sini?" jawab Mala. Rakha heran mendengar jawaban Mala yang tak menunjukkan rasa terkejut.

"Apa yang lo rencanain?" selidik Rakha.

"Apa maksud lo?"

"kenapa lo seakan ngga terkejut dengan kejadian ini, jangan-jangan lo biasa ya tidur sama laki-laki ...."

PLAK

Sebuah tamparan mendarat di pipi Rakha. "Jaga omongan lo! Lo tidak berhak menghakimi seseorang tanpa mengetahui kebenarannya" ucap Mala sebelum beranjak pergi meninggalkan Rakha yang masih diam mematung.

Mala berjalan gontai. Hatinya sakit mendengar perkataan Rakha. Meski dia tahu Rakha lupa pada nya, tapi tuduhan tadi benar-benar meyakiti hatinya. MAla berjalan cepat menuruni tangga.

My Good Girl Mala (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang