18// Mulai Posesif

8.8K 758 541
                                    

Waktu menunjukkan pukul 06.45 tapi Rakha belum juga datang, Mala sudah tampak gelisah. Ia belum bisa menghubungi Rakha. dia memutuskan untuk memesan taxi pada akhirnya, meskipun dia tahu dia akan terlambat. 

Rakha masih berkutat dengan laptopnya, dia bahkan tak tahu jam berapa ini. Semalaman sepulang dari apartemen Mala, dia dapat informasi kalau perusahaannya di serang lagi. Beberapa akses data berhasil diambil alih. Dia bertarung dengan musuh tak kasat matanya dari jarak jauh. Dan tentu saja tetap dia pemenangnya. Tapi sepertinya Kuro memang sengaja membuatnya sibuk. 

Rakha meregangkan otot punggunggnya, setelah bertempur cukup lama. Dia terkejut saat mengetahui sudah jam berapa sekarang, setengah tujuh lewat. Tanpa istirahat dia bergegas bersiap menjemput Mala. Sengaja motor Mala masih dia simpan, dia tak mengijinkan gadis itu kemana-mana  sendiri. Sebelum memastikan bahwa semua aman.

"Sial!" Rakha memakai seragamnya asal. Memamcu motornya dengan kecepatan tinggi menuju apartemen Mala, baru saja motornya berhenti.

"Non Mala sudah berangkat den 5 menit lalu" seorang security memberi tahu. Aneh gimna orang itu tau gue mau jemput Mala? Apa mungkin dia liat gue keluar dari kamar Mala semalam?. RAkha tak mau ambil pusing, dia kembali melajukan motornya menuju sekolah. Terlambat. Pintu gerbang sudah di tutup, jika bukan karena MAla mungkin Rakha akan memilih untuk membolos.

"Bukain Pak!" ucap Rakha pada satpam yang serta merta membukakan pintu untuknya. Rakha berjalan ke arah petugas dan meminta hukumannya. Dari kejauhan dia melihat sosok gadis yang dia cari.

"Dia terlambat juga? ck pasti gara-gara gue!" gumamnya.

Mala sudah berusaha agar tak terlambat tadi, tapi usahanya sia-sia. Pintu gerbang sudah tertutup saat dia sampai, dan sekarang dia harus menerima hukumannya. 

"Hey gadis tangguh!"

"KAk Varo? telat juga?" tanya Mala pada Varo yang lebih dulu sudah berada di lapangan. berdiri menghadap tiang dan memberi hormat pada bendera selama 15 menit.

"Iya! " ucapnya sambil menutupi kepala MAla dengan tangannya.

"Jangan gitu! nanti hukuman kakak di tambah loh"

"Ngga takut yang penting kamu ngga kepanasan! gue ikhlas kalo harus di hukum seperti ini lebih lama! nanti kalau gue pingsan kasih nafas buatan ya?"

"Ha ha ha ..."Mala tertawa sambil memukul lengan Varo berkali-kali. Varo memang selalu bisa membuat Mala tertawa dengan celotehannya. Membuat seseorang merasa tak suka melihatnya. Rakha mengubah arahnya, menuju rooftop. Dia memilih membolos dan tak jadi menjalankan hukumannya.

" Dasar gadis bodoh, kemarin adik kelas sekarang siapa lagi? gue baru liat" Rakha mencoba mengingat tapi tetap tak berhasil. Dia tak mengenalinya. Tak mau ambil pusing dia memilih tidur di rooftop. Dia juga belum tidur dari semalam.

Baru saja dia bisa terlelap. Setelah beberapa lama hatinya bekecamuk melawan rasa cemburu.  Seseorang membuka pintu rooftop dengan kasar.

"Rakh!" teriak Afan terengah-engah.

"Sial ganggu aja lo Fan, gue ngantuk!" Rakha memalingkan badan memunggunginya. Tak menghiraukan ucapannya.

"Mala pingsan dia di UKS!" Rakha membuka matanya, meloncat dari sofa dan berlari meninggalkan Afan tanpa berterimakasih.

"Ish dasar Rakha! bukannya bilang terima kasih, malah di cuekin!" gerutu Afan sendirian. 

Rakha berlari menuruni tangga melewati koridor. Begitu khawatirnya dia sampai tak melihat jalan, hampir saja dia menabrak beberapa siswa yang sedang berjalan. Tergesa-gesa menuju UKS. 

My Good Girl Mala (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang