33// Hari penting

7.9K 752 550
                                    

Dua hari berlalu. Hari ini adalah hari dilaksanakannya olimpiade. 

Mala sedang membantu merapikan seragam Rakha.

"Nah gini kan ganteng" ucapnya sambil merapikan rambut suaminya.

"Ngapain ganteng-ganteng! Ngga ada kamu juga di sana!"

"Kan sebentar doang Kha! lagian yang berangkat hanya peserta  olimpiade beserta guru pendamping" 

"Ngga seru! nanti aku kangen gimana?" Rakha meletakkan dagunya di bahu Mala. Sambil memeluk erat pinggang ramping istrinya.

"Kha nanti seragam kamu berantakan lagi ih" Mala mencoba mendorong tubuh Rakha tapi Rakha tak mengijinkan, dia malah semakin mempererat pelukannya. 

"Sebentar aja!" 

"Iya! sebentar ya? nanti telat" Mala pasrah, dia memilih membiarkannya sambil sesekali membelai lembut pungggung sang suami. Kalau tidak di turuti takut ngambek. Mala melihat jam.

"Kha udah ya? nanti kita telat!Nanti pulang sekolah mau apa aja aku turutin!" Ups. Mala salah bicara.

"Bener ya? pulang sekolah!" jawab Rakha bersemangat. Mala menarik nafasnya kasar.

"Yang kemarin aja  belum ilang!" gumamnya sambil menatap cermin. Sudah dua hari ini ia terpaksa harus menggerai rambutnya karena ulah Rakha. 

Mereka berboncengan, menuju sekolah. Sepanjang perjalanan Rakha menggenggam tangan Mala. Padahal mereka hanya akan berpisah beberapa jam saja, tapi Rakha seakan tak rela. Setelah kejadian video itu, Rakha semakin gencar menunjukkan sikap. Dia seakan tak perduli lagi jika semua orang tahu dengan hubungannya. Hal itu yang membuat Mala semakin kewalahan mengimbanginya.

Seperti saat ini, sejak turun dari motor Rakha tak melepaskannya sama sekali. Tangannya bertengger nyaman di pinggang ramping Mala. Bahkan saat berpapasan dengan Ziera, Rakha sengaja mencium pipi Mala di depannya. Membuat banyak siswa histeris melihatnya.

Aaaaaa so sweat

Gue mau jadi Mala, sedetik saja gue ikhlas

MAla yang di gituin gue yang mau pingsan

Ziera pura-pura tak melihatnya. Hatinya panas. Dia mencoba tersenyum.

"Berarti mereka benar-benar pacaran?" batinnya. Tapi dia tak peduli, dia merasa sudah berjuang sejauh ini. Tak apa jika harus merebut  Rakha dari Mala. Dia meninggalkan tempat itu menuju ke ruang OSIS. Kebetulan ada Saskii di sana.

"Sas! gue mau tanya!"

"Iya." jawab saski menghentikan kegiatannya. Dia sedang merapikan beberapa dokumen.

"Dulu lo bilang Mala sahabat kecil Rakha" ucap Ziera sinis.

"Memang begitu, kenapa?" tanya Saskii heran

"Tapi banyak rumor beredar kalo mereka pacaran!"

"Itu juga benar" jawab Saskii sesuai fakta. Ziera sedikit terkejut. Dia merasa kecolongan. "Emangnya kenapa? jangan bilang lo cemburu?"

"Ngga ! ngapain?" Saskii hanya mengangguk -angguk. Sebenarnya Saskii sudah tahu perihal video itu dan siapa biang keroknya. Meski Ziera mengatakan kalo dia tak terlibat dengan semua itu. Dia bilang hanya korban.

"Munafik" batin Saskii. "Ohya lo ngga persiapan buat olimpiade nanti"

"Ini gue mau ambil buku dulu di ruangan gue"

"Oke!" Saskii melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi.

Rakha dan Ziera juga beberapa siswa peserta olimpiade sudah berangkat. Mala mengikuiti pelajaran seperti biasa. Tak ada hal yang spesial semua berjalan seperti biasanya.

My Good Girl Mala (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang