_HAPPY READING_
•••
"huft... dia lagi, selalu saja seperti itu!" ucap wanita paruh baya tersebut dengan sedikit emosi.
braaakkk...
"BANGUN KAMU! DAN KELUAR SEKARANG JUGA!!" pinta Bu dian dengan suara lantangnya.
hingga membuat remaja laki-laki yang tertidur pulas di tempat duduknya pun tergejolak kaget karena suara cempreng milik guru perempuan tersebut dengan kacamata bulat bertengger di hidung peseknya.
"oke," jawab remaja tersebut to the point.
tanpa menunggu basa-basi pun, remaja tersebut segera pergi keluar dari kelas nya.
Elvano Briananda, bocah berandalan dengan tinggi badan sekitar 180 cm tersebut, sedang berjalan santai di koridor depan kelasnya seorang diri.
bughh
"Desta, kembali kamu! Atau saya buat alfa sekarang juga?!" Ancam bu ria di depan pintu kelas sambil melempar penghapus papan tulisnya kearah bocah remaja tengil yang mengendap-endap pergi keluar kelas tanpa sepengetahuan gurunya.
"bikin aja bu, saya ga takut...," Jawab Desta berani sambil berlari dengan tawa meledek.
"edan," batin gafa dalam hati
"bwahahahaha...," suara tawa Desta terdengar menggelegar di seisi ruangan koridor sekolahnya.
brian yang mendengar tawa seseorang dari belakang, reflek mengentikan langkah kakinya.
disaat yang bersamaan, Desta sudah berdiri tegak di samping brian dengan nafas yang sedikit terengah-engah.
"gue kira mak lampir," ucapnya sambil terkekeh pelan.
bughhh
pukulan ringan mendarat mulus di punggung tegap brian,
dan pelaku itu adalah Desta."ganteng-ganteng gini disamain sama mak lampir, ga asik lo!" ucap Desta dengan pedenya.
"emang lo ganteng?" tanya brian sambil melanjutkan langkah kakinya yang tertunda, dan disusul oleh Desta dari samping.
"jelass...," ucap Desta sambil menyugar rambutnya kebelakang.
"narsis," ucap brian menonyor pelan kepala Desta.
setelahnya, mereka tertawa lepas karena kekonyolan yang dibuatnya sendiri.
•••
di dalam kantin yang ramai, terdapat empat remaja yang asik bercanda tawa dan saling mengusili satu sama lain.
"es teh gue bjirr!" ujar naren merebut minuman miliknya dari tangan Desta.
Narenzo Arshaka. remaja dengan rambut yang sedikit panjang tersebut memiliki kecerdasan di lebih ketimbang teman-temannya. namun minusnya ga ngakhlak++ga ngotak. ia juga termasuk salah satu anggota pemain basket yang paling di andalkan dalam team nya.
"baru juga minum sak uprit," ucap Desta dengan menyodorkan gelas yang berisi es teh kepada pemiliknya.
"ortu lo aja tajir melintir gitu, masih minta ke naren," sahut brian dengan kekehan ringannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF STORY
Teen Fictionawal kepedihan yang membunuh perasaan, dipaksa untuk terus berusaha menghadapi kesulitan. hingga terbiasa dengan keadaan, pergi jauh sendirian. menemukan kebahagiaan, namun ternyata hanya sementara. hingga pergi abadi ke tempat yang lebih baik akhi...