CHAPT 03

23 5 0
                                    

_HAPPY READING_

•••

di koridor rumah sakit, gafa, brian dan marshel berlari cepat mengikuti para suster yang membawa naren pergi ke ruang mendis untuk segera ditangani.

brukkk

"sorry-sorry...," ucap marshel saat menabrak seorang remaja laki-laki seumuran dengan dirinya.

"woyy...lo pada ngapain disini?" teriak Desta saat melihat orang yang menabrak nya tadi ialah marshel yang berlari mengikuti gafa dan rian didepan.

marshel menghentikan langkahnya saat mendengar suara cempreng milik Desta.

Desta segera menghampiri marshel dengan berlari kecil kearahnya.

"ngejar apa lo pada?" tanya Desta pada marshel.

"naren kecelakaan!" jawab marshel yang lalu melenggang pergi mengikuti gafa dan brian yang sudah jauh berada di depan.

"sialan," gumam Desta yang lalu berlari kencang mengejar teman-temannya.
.
.
.
.
.

brukk

praanggg...

"maaf sus, gu-- saya lagi buru-buru!" ucap gafa yang lalu pergi meninggalkan suster tersebut sendirian membereskan beberapa obat-obatan yang terjatuh.

"huftt..." suster hanya mengangguk dan menghembuskan nafas lelah.

di depan pintu kamar pasien lain, gadis dengan rambut sepunggung yang digerai, berdiri diam dengan tatapan yang berfokus pada sang suster.

karena merasa iba, sang gadis tersebut berjalan mendekati suster yang lalu ber-jongkok sambil mengambil beberapa obat-obatan yang berceceran.

pada saat yang bersamaan, Desta yang berlari melewati dua orang yang sedang sibuk membereskan obat-obatan tersebut tak sadar jika ia menendang salah satu botol obat hingga terpeleset jauh di ujung lorong.

ar yang melihatnya pun, segera mengambil botol obat tersebut dan berbalik ingin mengantarkan botol tersebut kepada suster.

"punya suster?" tanya ar sambil menjulurkan tangannya yang menggenggam botol obat.

"iya, makasih ya...," ucap suster sambil tersenyum dan meninggalkan dua remaja tersebut sendirian.

Ar melirik sekilas gadis di samping yang tinggi nya hanya sebatas dada marshel.

"siapa nama lo?" tanya ar yang sehingga membuat gadis tersebut menoleh padanya.

kening gadis tersebut sedikit mengerut karena mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut seorang remaja lelaki disampingnya tersebut.

hingga tak lama kemudian ia menjawab pertanyaan itu sambil kembali mengarahkan atensinya kedepan.

"panggil aja asya,"

Ar menoleh dan menatap pada gadis tersebut hingga tatapannya jatuh pada benda unik yang menggantung cantik di leher asya.

"lo kristen?" tanya ar dengan wajah polosnya.

mendengar pertanyaan tersebut, asya melihat ke kalung miliknya lalu memasukan nya ke-balik bajunya.

"iya," ucap asya sedikit canggung.

"kita jauh? sampe persis kaya jauhnya matahari sampai planet Uranus. mungkin bahkan lebih jauh lagi," batin ar dengan masih menatap kalung milik asya tersebut, walau kalung itu sudah asya sembunyikan di balik bajunya.

asya yang ditatap seperti itu-pun merasa risih, yang sehingga tepukan lirih terdengar di telinga Ar.

"lo ngapain natap gue kaya gitu?" tanya asya dengan tatapan tajamnya.

"ng--,"

belum sempat menjawabnya, teriakan kencang dari Desta mampu mengalihkan atensi keduanya.

"ARBABI SINI GAK LO?!" teriak Desta dengan tak santai.

"gue marshel, panggil aja ar!" ucap marshel menyempatkan diri untuk tersenyum sebelum ia pergi meninggalkan asya di koridor rumah sakit sendirian.




•••

_HAPPY END_

hai hai haiii

🌻ami udah up lagi ya...

🌻eh iya,kalian setuju ngga semisal ami buat au EOS, di ig?

🌻kalau setuju, komen setuju dibawah yaa...

🌻dan jangan lupa juga buat follow akun wattpad aku, serta akun instagram aku
🌻@iicesanaaa_

sekian dan terima nasib🐮

END OF STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang