CHAPT 05

20 5 0
                                    

🌻wkakakakaa
aku tepatin janji aku loh

🌻ini chapter terakhir,
jadi jangan kaget kalo ami ngilang sejenak buat kedepannya

🌻selamat malming eprebadiehh
luvv buat kalian semua

hehe...

_HAPPY READING_

•••


setelah selesai mengobrol dengan bu Rista, gafa dan desta keluar ruangan sambil berjalan santai menuju kursi besi yang berada di depan ruang tunggu naren. serta terdapat brian dan marshel yang tengah sibuk dengan handphone nya masing-masing.

hingga saat ini, naren belum sadar semenjak dari kecelakaan yang terjadi pada beberapa jam yang lalu.

"emang bener ya... selain mendekatkan yang jauh, handphone juga menjauhkan yang dekat," sindir Desta sambil mengeluarkan earphone nya dari dalam saku.

desta duduk di kursi besi tersebut sambil mengangkat kakinya ke atas, alias jigang
(tau ga? bahasa jawa soalnya hehe...)

"turunin kaki lo, ini tempat umum bukan tongkrongan!" tegas gafa yang ditujukan untuk Desta.

"kakean omong we," ucap Desta yang masih dapat di dengar oleh brian.

"gue keluar cari makan, lo pada mau nitip?" tanya marshel kepada ke tiga temannya.

"nggak, gue ga laper," ucap brian yang mendapatkan anggukan dari Desta.

"lo ga?"

"ga usah," ucap gafa sambil memainkan handphone genggam nya.
.
.
.
.
.
Ar berusaha menyipitkan matanya untuk melihat seseorang yang masih terpaut jauh beberapa meter darinya.

"itu... asya?" tanya nya pada diri sendiri.

"ASYA!" teriak Ar yang membuat pemilik nama tersebut celingak-celingukan mencari sang pemanggil.

"ga salah lagi gue," batin ar sambil tersenyum senang.

Ar berlari menuju asya dan jangan lupakan senyum yang tak luntur sedari tadi.

"masih inget gue?" tanya ar yang membuat asya menyeritkan dahinya.

"gue orang yang pernah kenalan sama lo, pas waktu kita ngebantuin satu suster yang obatnya pada jatuh!" ucap marshel berusaha mengingatkan sang gadis yang ada di depannya tersebut.

tunggu, sejak kapan Ar jadi sering ngoceh panjang lebar ke perempuan?

Ar tidak cuek, namun jika sudah tentang masalah perempuan ia tak banyak bicara.

bahkan, sekarang Ar juga bingung dengan sikapnya sendiri.

"lo... marshel?" tanya asya yang di angguki cepat oleh Ar.

"lo ngapain masih disini s-shel?" tanya asya sedikit memelankan suaranya di akhir kata sambil berjalan pelan dibarengi dengan marshel.

"panggil aja gue Ar. shel nama cewe," koreksinya

"gue kesini karna nenenin temen," ucap marshel sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"nemenin maksud lo?" tanya asya. pasalnya Ar menyebutnya... ah sudah lah.

"hah? emang gue ngomong apa tadi?" tanya ar kebingungan sendiri.

"nen--"

"udah-udah, gue tau maksud lo. gausah dilanjutin," ucap Ar dengan wajah yang memerah menahan malu.

"tai babi! bisa-bisanya typo. brengsek lo lutt...," batin marshel.

"iya-iya," jawab asya.

"lo juga, disini ngapain?" tanya ar kepada asya.

"gue jenguk nenek kesini. soalnya nenek drop dan... gue gatau," jujur asya

"emang sebelumnya lo kemana?" tanya ar sambil memandang lurus kedepan.

"gue--,"

"ASYAAA...,"




_HAPPY END_

•••

🌻wkakakakakak, digantunginn.

🌻sabar nunggu sampe bulan desember ya qaqaqq-qaqaqq and adiq-adiqq.

🌻inpo-inpo...
ada ngga cerita dari lapak lain yang mirip sama cerita aku?

🌻takutnya mirip kan, jadi
bisa berabe anee...

🌻tapi cerita ini asli, murni 100% dari ilustrasi ami sendiri.

🌻jadi, jika ada kesamaan
dengan cerita dari lapak lain, tolong kasih tau ami ya.

🌻spam emot : 🐮 untuk lanjut

🌻and selalu vote++setia nungguin ami up ya, walau mungkin besok bakalan libur dulu.

🌻see youu,
sekian dan terima sapi🐮

END OF STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang