CHAPT 01

47 7 2
                                    

_HAPPY READING_

•••


kringggg

"Mpok sarimahh, i'm coming!" teriak Desta bersemangat.

"berisik lo bangsul!" ucap marshel sambil mengikat tali sepatunya.

"sat set, ga nunggu orang lelet!" ujar gafa yang langsung pergi begitu saja.

"sialan," gumam marshel yang masih dapat di dengar oleh Desta.

"woyy gaa! lo dikatain sialan sama ar...," teriak Desta pada gafa yang sudah berjalan duluan.

"gausah mancing lo!" ucap marshel sambil membekap mulut Desta.

gafa yang mendengar teriakan Desta pun hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"push up sepuluh kali!" ucap gafa dengan santainya.

marshel yang mendengarnya pun reflek menganga dan membuka dekapan tangannya dari mulut Desta.

"bangsat lo," ucap marshel yang ditujukan kepada Desta.

"kurang banyak itu gaa!" ujar Desta memanas-manasi gafa.

"babi," umpat marshel sehingga membuat desta tertawa puas.

karena tak ingin membantah perintah gafa, mau tak mau marshel melakukan push up sepuluh kali di depan kelasnya.

"semangat bang arr!" ledek Desta menirukan gaya bicara adik kelasnya yang semasa MOS pernah menyemangati marshel saat menjalani hukumannya.

fyi, marshel memiliki dua panggilan nama, marshel dan Ar.

"sialan lo Des," maki marshel sambil membersihkan pakaiannya yang sedikit terkena debu lantai.

"bwahahahaha..." gelak tawa Desta terdengar sangat puas meledek di telinga marshel.

"emang keturunan mak lampir lo!" ledek marshel sambil berjalan menuju kantin.

"ga terima gue dikatain mak lampir," ucap Desta dramatis.

"cah sinting," ucap marshel hingga membuat beberapa siswa di sekitar mereka tertawa.

•••

hening...

itulah yang dirasakan oleh kelima remaja tersebut.

"khemm...," deheman singkat terdengar dari brian yang membuat ke empat temannya langsung mengarahkan atensinya kepada brian.

"info?" tanya marshel sambil menaikkan sebelah alisnya.

"langsung inti!" instruksi gafa pada brian.

"reno kerumah," ucap brian dengan santai. namun tak dipungkiri jika saat ini detak jantungnya sedang tidak beraturan saat mengatakannya.

bukan karena takut ataupun gugup, namun ia emosi saat melihat kehadiran reno tadi pagi yang tiba-tiba menantang nya balapan.

brakk

"anjing, ngapain lagi si banci?!" tanya Desta dengan tangan yang sudah mengepal.

"tenangin diri lo dulu, brian belum selesai ngomong!" ucap naren berusaha menenangkan Desta.

sebenarnya naren sudah tahu jika Reno datang kerumah, karena brian telah menceritakannya di kelas tadi.

sedikit informasi, brian dan naren berada di kelas XI IPS 2. namun beda halnya dengan gafa, Desta dan marshel. mereka bertiga satu kelas di XI IPS 4. jadi, bisa disimpulkan jika mereka beda kelas.

"dia ngajak balapan malem ini, kalo ga Dateng berarti pengecut!" ucap brian dengan rahang yang sedikit mengetat.

"emang bener banci!" ujar marshel geram.

gafa hanya diam menyimak perkataan para anggotanya dengan seksama tanpa ada niatan untuk menenangkannya.

"pulang!" sahut gafa yang tanpa aba-aba langsung pergi meninggalkan kantin.

"gue gabisa," ujar marshel yang langsung membuat keempat temannya memandang dengan tatapan bertanya.

"gue mantan anggota OSIS kalo kalian lupa," ucap marshel yang mengerti dengan arti tatapan mereka.




_THE END_

END OF STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang