MAAF AKU GA NEPATIN JANJI AKU
SEBENERNYA KMAREN MAU DOUBLE UP, TAPI KARNA AKU ADA BEBERAPA URUSAN YANG GABISA BANGET BUAT DI KESAMPINGKAN YA, TERPAKSA AKU GA DOUBLE UP.SORRY YA BRUWW
BTW, BESOK JUMAT AMI SELEKSI KSM TAHAP DUA DONGZZ
AKURASI MALAS BELAJAR 99,9999999%
AKU LELAH YA ALLAH
KLO ADA JISUNG BAKAL SEMANGAT 45
OKE DEH
_HAPPY READING_
•••
semilir angin malam menghunus kulit putih gadis berambut cokelat sepunggung yang melamun di balkon kamarnya.
netra coklat nya menatap nanar layar ponsel nya yang masih berada di room chat dirinya dengan rain.
tak terhitung berapa banyak panggilan telpon yang tertuju pada rain, namun tak satupun ada yang di jawab.
boro-boro telpon tak dijawab. ratusan spam chat nya saja tak di balas.
sudah terhitung tiga minggu, Bianca kehilangan kabar rain.
bukan tak ingin mencari keberadaan sang sahabat. namun, sudah berkali-kali Bianca mengunjungi rumah rain.
tak ada seorang pun yang berada di rumah tersebut.
mbok wati, pak jamal--art dan satpam rumah di keluarga Ghibran saja tak terlihat ada di dalam pekarangan rumahnya.
hanya satu di pikirannya, bang Desta?sialnya ia tak pernah bertemu dengan Desta. sekalinya bertemu, ia lupa ingin menanyakan kabar sang sahabat.
rain dan Bianca belum lama menjadi sahabat.
mungkin masih bisa terhitung jika mereka bersahabat baru tiga bulan.maka dari itu, ia terkadang sedikit lupa jika mempunyai seorang sahabat.
sebenarnya dirinya dahulu tak mempunyai satupun seorang sahabat. teman saja tak punya, apalagi sahabat?
wajar jika ia masih lupa.
perihal dirinya dan Brian sedang PDKT, ia juga belum lama."eh iya, gue kan bisa nanya ke bang Brian,"
"shhh, bego banget gue," Bianca menggerutuki dirinya sendiri.
"apa, gue telpon aja ya?"
.
.
.
.
."kenapa bi?"
"h-ha? iya bang!" Bianca kaget saat teleponnya cepat di jawab oleh Brian
"kenapa-kenapa? mau apa?"
"itu, aku mau nanya rain. btw rain kemana? aku spam chat ngga di jawab dari kemaren-kemaren," ucap Bianca dengan bibir yang mengerucut lucu, walaupun Brian tak melihatnya.
"owalahh, aku kira kenapa bi."
"rain kecelakaan, lo belum tau samsek?" Brian bertanya dari sebrang sana.
"..."
"bi?"
"Bianca?"
"Bianca sayang...,?
"hikss, ke-kenapa kalian ga ka-hikss, kasih tau aku...?" Bianca menangis tersedu-sedu.
"bi? kamu kenapa?"
"kamu dirumah kan?"
"bentar, aku otw!" finish Brian sambil mematikan teleponnya.
•••
"
eitss, mau kemana lo bri??" tanya naren saat melihat Brian yang memasang jaket kulit berwarna hitam ke tubuh kekarnya.
"gue keluar bentar,"
"keluar kemana bri! bentaran dulu kek," ucap desta sambil memainkan game free fire kesayangannya.
"dih? yang janji push rank mana?" sindir marshel sambil menyelonjorkan kakinya.
"bentar doang! si doi nangis," ujar Brian yang sudah berada di ambang pintu.
"aelah, emang lo apain?" tanya gafa kepada Brian, namun kedua matanya masih asik menonton film animasi dua botak kembar.
"nanti aja gue cerita," finish Brian.
•••
"BIANCA...," teriak Brian di depan pintu apartemen Bianca.
ceklekk
"i-iya, masuk aja hikss bang...,"
"lo kenapa?" tanya Brian yang langsung memeluk tubuh mungil Bianca.
"kalian te-tega ga hikss kasii tau aku?!" ucap Bianca terbata bata sambil memukul punggung tegap Brian.
Brian hanya diam pasrah dirinya di gebuki oleh adik kelasnya.
"udah ya, nangisnya?" tanya Brian menyapu lembut pipi yang sedikit tembam itu.
"Bianca mau jenguk rain?" tanya Brian lembut yang langsung diangguki cepat oleh Bianca.
"berhenti dulu nangisnya," ucap brian lagi.
"kamu udah makan?" tanya Brian yang langsung mendapati Bianca menggeleng.
"kita cari makan dulu, terus ke rumah sakit ya?"
"lo siap-siap dulu, biar gue tunggu di ruang tamu," finish Brian yang langsung meninggalkan Bianca di kamarnya.
•••
_HAPPY END_
MOHON MAAP YA MAN-TEMAN
KALAU SEMISAL MEMBINGUNGKAN++PENDEK. SOALNYA AKU SAMBIL NGEJAR AU YGY
OKE, TENGKYUU
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF STORY
Teen Fictionawal kepedihan yang membunuh perasaan, dipaksa untuk terus berusaha menghadapi kesulitan. hingga terbiasa dengan keadaan, pergi jauh sendirian. menemukan kebahagiaan, namun ternyata hanya sementara. hingga pergi abadi ke tempat yang lebih baik akhi...